Visits: 45
Mengunci semua energi negatif rapat-rapat, termasuk rasa marah, rasa kecewa, cicilan hutang, putus asa, dan aras-arasen, dan fokus mengajak energi positif seperti semangat, pantang menyerah, percaya diri dan terus monitor detak jantung untuk memastikan pada zone aman, dan memohon bantuanNya, Puji Tuhan, saya bisa menyelesaikan event Sesat J150K, gowes 150km dengan menggunakan sepeda lipat
Saya langsung mendaftar di jam-jam awal pembukaan pendaftaran event Sesat j150K, meskipun saat itu belum memiliki sepeda lipat. Ternyata memang benar cerita teman-teman bahwa peminat event seli sangat banyak, mendafar di jam-jam awal saja saya sudah mendapat nomor 268 dari kapasitas awal yang direncanakan 300 peserta. Dan kabarnya peserta kemarin mencapai 600an, luar biasa.
Bagi saya ini satu peristiwa yang membanggakan, yang awalnya ragu untuk berangkat karena semalam terbangun jam 00:30 dan sulit tidur, sehingga di pagi hari agak ngantuk, dan pengalaman saya memakai sepeda lipata belum sampai 1 bulan, latihan memakai sepeda selipun baru 2 kali ke Kenteng dan Pakem.
Pagi tadi saya memutuskan berangkat, dengan prinsip sak kuate, sak tekane, yen kesel gari mulih sik.. Dan sangat bersyukur bisa menyelesaikan seluruh tahapan dengan baik, selamat dan sepenuhnya mengayuh.
Pelaksanaan
Panitia penyelenggara luar biasa rapi, start dari LPP Garden relatif tepat waktu, sekitar jam 06:15 dan disepanjang perjalanan selalu ada petunjuk yang jelas kapan lurus dan kapan belok, baik dengan tanda-tanda di tempel di simpang jalan, mapun petugas pengatur dari panitia di lokasi tersebut.
Bukan hanya panitia di jalur perjalanan yang rapi, namun juga petugas konsumsi yang dengan cepat dan tepat menyediakan makanan, terutama pisang dan minuman di tempat-tempat yang pas dibutuhkan peserta, baik di check point 1,2 dan 3 maupun di pertengahan check point, di tempat yang memang saya butuhkan. Praktis saya tidak perlu membeli makanan/minuman sendiri di perjalanan. Supply dari panitia sudah lebih dari cukup.
Yang menarik juga adalah sistem kontrol dan gelang yang diberikan di tiap checkpoint, yang membuat perburuan gelang hijau untuk checkpoint 3 yang ternyata tidak dibagikan di chekpoint menjadi perburuan seru untuk terus mengikuti jalur yang ditetapkan panitia, yang sedkit agak memutar untuk menuju lokasi finish dari check point 3. Dan jalurnya etappe terakhir memang tidak hanya membuat total jarak menjadi 150km, namun menjadi jalur yang sangat bagus untuk melewati rute menyeberang jalan Solo dengan aman dan nyaman di perempatan UIN.
Gambaran Perjalanan
Saya tiba di lokasi start sekitar jam 05:45 dan sudah berkumpul banyak peserta, dan salah satunya mbak Bekti dan suami yang akan ikut serta. Jam 06:15 seluruh peserta dilepas keberangkatanya dari halaman LPP Garden menyusuri jalan Solo, Seturan, Ringroad Utara dan masuk jalan Tajem ke Utara sampai masuk ke jalan Kaliurang melewati UII, dan belok kiri sesudah UII.
Perjalanan etappe 1 ini menyenangkan, karena tenaga masih penuh, dan jalan menanjak terus. Segera sesudah belok kiri meninggalkan jalan Kaliurang, jalan terus menurun dan datar sampai ke Checkpoint 1 di Minggir. Kegiatan di check poin ini selain menerima minuman, makanan, juga check/kontrol di gelang kerta yang disediakan yang menunjukkan sudah masuk Checkpoint 1 serta mendapatkan gelang karet warna kuning.
Spedo meter sepeda saya menunjukkan KM 48 di Checkpoint 1 ini, dan saya tiba di tempat ini jam 08:15, tepat 2 jam dari saat start.
Setelah istirahat sebentar, perjalanan berlanjut menuju check point 2 dari Minggir menuju Godean, kemudian lurus ke Selatan, menyeberang jalan Yogya-Wates menuju Pajangan. Di Pajangan saya sempat mempir sebentar di gereja Katholik Pajangan dan foto di depan patung Yesus. Dan beruntung saat mau jalan keluar ada salah satu pengunjung yang memberi tahu saya bahwa celana saya sobek.. 🙁 Ternyata celana saya sobek besar banget. Wah-wah…Bebearpa saat kemudian saya menemukan tukang sablon, mampir dan menjahitkan celana saya. Tukang jahitnya meminjami sarung buat nunggu 🙂
Perjalanan terus berlanjut dan tiba di Checkpoint 2 di Pantai Baru sekitar jam 11 kurang sedikit. Acara di Checkpoint dua ini selain seperti checkpoint 1, kontrol gelang kertas dan menerima gelang Merah, juga acara makan siang. Tidak seperti biasanya siang tadi sama sekali tidak nafsu makan, meski setengah saya paksakan makan nasinya sedikit dan menghabiskan ayamnya.
Jam 11.30 saya melanjutkan perjalanan menuju checkpoint 3 dengan kondisi sadar bahwa celana saya sobek lagi :). Perjalanan keluar dari Checkpoint 2 adalah menyusuri jalan di pinggir pantai sampai jalan ke Pantai Samas belok kiri, ke jalan Parang Tritis, jalan Imogiri Barat. Di perjalanan ini saya mampir ke satu toko, namanya Toserba Agung, membeli celana seharga sisa uang yang ada.
Saya tiba di Checkpoint 3 di Museum Pleret sekitar jam 2 siang, dan beristirahat sejenak termasuk tiduran di salah satu gazeebo yang disediakan sampai detak jantung saya turun ke angka 80an. Dan ternyata gelang ke tiga tidak dibagikan di sini, tapi akan dibagikan di kira-kira di 20 km ke depan di tempat yang masih dirahasiakan.
Sekitar jam 14:30 berangkat meninggalkan pos 3 menuju titik akhir, Perjalan etappe ke 4 ini menjadi etappe paling berat bagi saya, sempat segar sebentar setelah istirahat tiduran di Checkpoint 3, namun rasa capek mulai datang, dan saya selalu memilih untuk beristirahat di pinggir jalan, di tempat teduh jika memang menginginkan. Beberapa kali saya istirahat di etappe akhir ini.
Dan akhirnya ketemu juga tempat pembagian gelang hijau di sekitar 2km sebelum tempat finish di Selatan UIN. Dan sekitar jam 4 sore, saya sampai finish dengan selamat setelah gowes 150 km dengan sepeda lipat.
Terima kasih untuk panitia yang sudah sangat rapi mengelola penyelenggaraan event ini, dan menyenangkan bersepeda bersama banyak teman dengan berbagai variasi kecepatan.
Lock your “negatif energy”, bring and use your “positive energy”, do your best and let God help you, and surprise…..God wil give you more than your expectation.