Views: 35
Kumpul jam 06.45 seperti pengumuman pak Ketua lewat email kemarin siang. Ada sepuluh orang berkumpul di rumah Omm Fathoni, di Kompleks Nenas yang siap berangkat dan sepakat untuk menjelajah jalur di ByPass ke arah Pondok di tengah Sawit di bukit di atas Danau Kayangan. Pisang bang Fedrizal pagi ini berbeda dengan pisang di Sabtu-Sabtu yang lalu yang biasanya besar-besar, kali ini pisang jenis kecil, yang jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Rasanya manis. Satu orang makan lebih dari satu pisang. Bahkan ada yang tiga. Uenak…
Kami berangkat keluar dari kompleks perumahan melewati Gate Sungai Ambang, melaju kencang di jalan By Pass Minas kami menyebut, yang merupakan jalan inspeksi untuk power line Rumbai-Minas yang memang sangat mulus dan lurus jalurnya, dengan sedikit naik turun yang menyenangkan. Menggenjot penuh tenaga saat jalan naik, dan kemudian dengan memanfaatkan kekuatan gravitasi dan putaran roda serta berat badan, meluncur nyaman tanpa kayuhan di kala jalanan menurun. Biasanya yang memiliki bobot badan lebih berat, bisa lebih jauh meluncur tanpa perlu melakukan kayuhan.
Di simpang jalan, di pinggir jalan aspal menuju masuk ke jalan tanah di perbukitan, kami berhenti sejenak, minum, berfoto dan bercanda sambil menstabilkan nafas serta menunggu mas Joko Pit yang menyusul. Dan, perjalanan berlanjut masuk ke jalan di perkebunan sawit, kebon jagung, kebon lombok serta hutan karet di atas jalan tanah yang basah dan becek akibat hujan beberapa hari terakhir ini, termasuk hujan lebat tadi malam. Pemandangan dan kondisi kebon serta jalan yang kami lalui sekitar tiga minggu yang lalu, di beberapa titik sudah berubah. Kebon cabe, yang beberapahari yang lalu hijau, lebat subur, hari ini sudah jauh berkurang, ada yang sudah di panen, dan kering. Begitu juga dengan kebon jagung yang waktu itu masih sangat lebat dan menarik untuk digunakan sebagai tempat bergaya foto, hari ini sudah jarang-jarang pohonnya karena habis panen.
Medan tanjakan dan turunan tajam menjadi warna yang kental dari perjalanan gowes pagi ini, terutama tanjakan sebelum sesudah hutan karet sebelum mendapai satu rumah di tengah kebon, yang kami namai Pondok Satpol PP, serta tanjakan sebelum gereja di atas bukit. Pagi ini tidak ada satupun yang mampu menaklukkan tanjakan menuju Satpol PP. Semua menuntun sepeda di tanjakan tersebut, karena kondisi jalan yang basah, dan licin, sehingga cukup sulit bagi roda sepeda untuk bisa stabil berputar. Namun, untuk tanjakan sebelum gereja, setahu saya hampir semua peserta pagi ini mampu menaklukkan tanjakan dengan baik.
Berbeda dengan gowes beberapa minggu yang lalu yang juga melewati rute ini, yang pada waktu itu kami masuk ke jalan Pramuka, untuk membali ke perumahan kami melewati jalan aspal, pagi ini kami belok kanan, masuk ke perkampungan, dan kembali ke perumahan melalui hutan lindung di belakang lapangan golf serta menembus ke daerah Singai Ambang, melalui dua tanjakan maut dari perkampungan penduduk menuju ke hutan lindung. Satu tanjakan, di jalan sempit dengan alas beton, sangat menguras tenaga. Sebagian besar dari kami perlu untuk berhenti terlebih dahulu menstabilkan denyut jantung yang sudah menggapai-gapai limit kami masing-masing. Istirahat beberapa saat sebelum kembali menapaki tanjakan terakhir menuju ke hutan lindung.
Gowes hari ini kurang dari lima belas kilo meter, namun karena medannya yang banyak tanjakan, maka sangat menguras tenaga. Sangat beruntung kami dindang mas Lukman Tedji dan keluarga untuk menikmati tekwan dan empek-empek Palembang di kediaman keluarga mas Lukman yang baik. Terima kasih.