Views: 61
Tugas KMO Basic Batch 48
(Tanggapan, Kesan atau Inspirasi dari Video Pak Cah)
Materi 2: Proses Memulai Menulis
Memulai menulis merupakan satu proses penting untuk menjadi seorang penulis. Apa sebenarnya modal untuk menjadi seorang penulis?
Banyak dari kita mengira modal utama menjadi penulis adalah bakat. Bakat yang dimiliki sejak sebelum kehadiran di dunia. Ternyata itu anggapan yang keliru. Bakat memang membantu untuk menjadi penulis. Namun bakat bukan salah satu modal utama untuk menjadi penulis. Jadi jangan pernah berkata, bahwa aku tidak bisa menulis karena aku tidak punya bakat menulis. Berfikirpun jangan.
Menurut mbak Naning, seorang penulis senior, modal utama seorang penulis ada enam, yaitu :
- Tekat: Tekat merupakan modal utama seorang penulis. Banyak hal yang menjadi kendala seorang penulis dalam perjalanannya, bisa diatasi dengan tekat mantap menjadi penulis itu. Sebagai contoh, saat kehilangan mood untuk menulis. Tekat yang kuat untuk menjadi penulis itu akan bisa menggenjot habis semangat untuk menulis lagi. Gass polll guys.
- Banyak membaca: Banyak membaca merupakan modal yang sangat berguna untuk menjadi penulis. Membaca apa saja yang tersedia. Membaca blog, membaca informasi-informasi online lainnya, maupun membaca buku-buku. Semakin banyak membaca, semakin bertambahlah modal menjadi seorang penulis. Membaca adalah kegiatan mengumpulkan ide-ide, mengumpukan materi, mengumpulkan bekal untuk bisa diikatkan di tulisan-tulisan berikutnya.
- Banyak bergaul: Menulis bukan berarti harus selalu diam bertapa di dalam ruang sendiri. Merenung saja. Hasil tulisan akan lebih hidup, lebih nyata dan lebih dekat dengan realita kehidupan sehari-hari jika berisi hal-hal yang banyak ditemui penulis dalam kehidupan sehari-harinya. Menulis bukan hanya duduk menyendiri, berkhayal sendiri di dalam kamar, namun mengikuti dinamika kehidupan nyata akan membuat tulisan lebih hidup. Dinamika kehidupan akan bisa didapatkan melalui pergumulan nyata kita dalam bertemu dengan banyak orang di dalam peziarahan kita sehari-hari.
- Belajar bahasa dan memperkaya kosa kata. Bersedia belajar menambah kosa kata sangat perlu untuk memperkaya tulisan kita. Hal ini bisa dilakukan dengan tiga cara:
- membuka kamus untuk menemukan kata-kata baru.
- membaca tulisan orang lain terutama penulis-penulis ternama untuk mendapatkan kosa kata-kosa kata baru sekaligus mengetahui cara menggunakan, penempatannya dalam kalimat.
- menuliskan kosa kata-kosa kata baru itu dalam tulisan kita. Dengan menuliskan kosa kata baru itu kita akan mengikatkan pemahaman kita akan kosa kata baru itu agar tidak hilang. Kemampuan berbahasa kita akan terus meningkat dengan tiga cara tersebut. Jangan ragu juga utuk belajar dari buku-buku pelajaran bahasa Indonesia anak-anak sekolah
- Memiliki sarana untuk menulis. Sarana menulis ini untuk jaman sekarang bisa beraneka bentuk, seperti komputer, HP, termasuk juga buku tulis. Sarana untuk menulis ini tidak harus dimiliki sendiri, namun bisa dengan cara meminjam, atau menyewa atau melakukan di tempat-tempat umum seperti persewaan komputer. Menulis di buku bisa juga dilakukan, dan kemudian nanti disalin kembali ke fasilitas komputer agar bisa tersimpan lebih permanen.
- Punya tekat untuk melahirkan karya bermutu. Kembali ke modal pertama tekat, modal ke enam ini lebih spesifik, yaitu tekat untuk melahirkan karya bermutu. Tekat untuk menghasilkan tulisan yang bermanfaat, yang bisa mencerahkan. Mencerahkan orang lain dan diri sendiri. Ini modal yang besar dan penting.
Modal-modal itu ada modal yang perlu kita miliki sejak awal, namun ada modal yang bisa terus kita kembangkan. Yang bisa dilakukan, dikembangkan dan dicari selama perjalanan kita sebagai penulis. Modal yang perlu kita miliki sejak awal adalah modal pertama, yaitu tekat. Modal-modal lain bisa bertumbuh di perjalanan.
Nah, setelah mengetahui modalnya, sekarang kita akan memulai proses menulis. Langkah-langkah menulis bisa dibagi menjadi lima langkah utama, yaitu:
- menentukan bentuk atau jenis tulisan yang akan ditulis. Pingin nulis bentuk apa. Secara garis besar ada tulisan jenis fiksi dan tulisan non fiksi. Di kelas ini akan lebih banyak mengulas tentang tulisan non fiksi.
- menentukan temanya. Apa tema tulisan yang akan kita tulis. Penentuan tema dan bentuk/jenis tulisan bisa dibalik-balik mana duluan.
- tetapkan pangsa pasar atau sasaran tulisan ini untuk siapa. Setiap sasaran memiliki jenis dan corak yang khas pada masing-masingnya. Menulis untuk anak-anak akan berbeda dengan menulis untuk orang tua. Hal itu akan tercermin dalam pilihan kata-kata, ukuran font, gambar-gambar dan sebagainya. Juga gaya bahasa, bahasa formal atau bahasa sehari-hari santai.
- Membuat kerangka/outline tertulis. Kerangka tulisan ini bisa tertulis atau hanya tergambar di benak penulis. Baik tertulis maupun dalam benak, kerangka tulisan ini harus ada saat menulis. Kerangka paling sederahana mencakup: pendahuluan, isi dan penutup.
- Memulai menulis. Prinsip memulai ini adalah memulai dari bagian yang paling mudah. Di sini pentingnya kerangka/outline, dimana sejak awal kita sudah memiliki item-item apa yang akan ditulis, dalam bentuk kerangka/outline ini. Dan kita bisa mulai menuliskan dengan memilih bagian yang paling mudah untuk ditulis lengkap dari kerangka/outline yang sudah kita buat. Jadi menulis suatu artikel atau buku, tidak ada keharusan memulai urut dari awal sampai akhir dari rangkaian kerangka buku kita. Dengan menulis dari bagian yang mudah, hal ini akan memacu mood kita dalam menulis bagian-bagian selanjutnya yang lebih sulit. Mulailah dari yang gampang-gampang untuk membentuk semangat kita yang akan sangat berguna untuk memacu diri kita untuk menulis bagian yang paling sulit. Jika dari awal ingin menulis bagian yang sulit, berkemungkinan akan macet dari awal karena kesulitan dalam menulis yang sulit itu.
Teruslah menulis. Tidak ada cara yang paling baik untuk menjadi seorang penulis selain menulis dan terus menulis.