Views: 61
Aku duduk di dalam mobil dengan suhu udara yang nyaman saat udara di luar mobil sangat panas di Pekanbaru sekitar jam dua belas siang, seusai mengantar istri ke bandara. Mobil berhenti di lampu merah pertama selepas loket pembayaran tiket bandara yang masih saja memerlukan waktu agak lama untuk proses antri dan proses membayar menunggu palang pintu dibuka untuk bisa lepas di jalan yanglebar mulus.
Udara siang itu sangat panas dengan terik matahari yang menyengat, dan saat aku berhenti di lampu merah di urutan ke tiga dari depan, aku lihat di samping mobil yang pertama seorang gadis kecil yang tingginya masih kurang dari satu meter. Sangat mungil. Berdiri di samping mobil di atas kekinya yang ringkih dengan mengangkat bekas gelas air minum mineral, menyorongkan ke samping jendela pengemudi mobil, sebagai isyarat meminta uang sedekah. Secara langsung aku mengambil uang dari tempat penyimpan uang parkir di mobilku, seakan aku akan langsung memberikan ke gadis kecil itu ketika tiba di sampingku.
Sejenak aku bimbang, mendua hati dan pikir antara memberi dan tidak memberi. Aku banyak berfikir, just do it memberikan uang ini kepada gadis kecil itu karena kasihan melihatnya di bawah teriknya matahari meminta-minta, ataukah sebaiknya aku tidak memberikan agar mendidik dia untuk tidak meminta-minta lagi dan tidak melanjutkan praktek yang kurang baik ini, untuk melakukan kegiatan lain yang lebih positif. Ditambah lagi pikiran, adik kecil ini bagian dari satu kelompok orang dewasa yang memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri.
Kebimbangan tersebut tersebut terus berlanjut, sambil tetap menatap gadis itu berjalan ke mobil di sebelah mobil pertama yang tidak memberikan uang, bahkan membuka jendelapun tidak. Di mobil keduapun gadis ini melakukan gerakan yang sama. Berhenti di samping kaca pengemudi, dan menangangkat bekas gelas minuman mineralnya. Berhenti sesaat dan kembali berjalan ke mobil di belakangnya, setelah usahanya tidak memberikan hasil, karena tidak kulihat kaca jendela terbuka sedikitpun. Kembali gadis kecil itu melakukan gerakan yang sama mengangkat bekas gelas minuman mineralnya disamping jendela mobil berikutnya, dan di tanganku masih terpegang uang yang niat awalnya akan langsung kuberikan kepada gadis kecil itu. Namun sekarang aku merasa sudah hampir memutuskan bahwa aku tidak akan memberikan uang ini, karena aku merasa lebih baik memilih tidak memberikan untuk “mendidiknya”, Aku merasa telah memutuskan hal itu, namun aku juga masih bimbang.
Gadis kecil itu semakin mendekat, dan semakin jelas kulihat raut wajah dan tetesan keringatnya, serta penuh harapnya akan belas kasihan. Kembali aku bimbang atas keputusanku untuk tidak memberikan uang yang masih kupegang di tanganku ini kepadanya. Dan dalam kebimbangan yang memuncak gadis kecil itu mendekat ke arahku. Nyut..nyut..nyut….aku berfikir keras. Dan aku beruntung, tidak perlu lagi membuat keputusan akhir, karena lampu lalu lintas telah menyala hijau dan kendaraanku bisa kujalankan maju, bersamaan dengan gadis kecil itu yang menjauhiku.
Apakah aku terlalu banyak berfikir dan kurang berbela rasa ? Apakah hari ini aku telah berfikir benar, atau aku telah menyia-nyiakan kesempatan langka untuk berbuat kebaikan? Apa yang akan kulakukan jika aku menghadapi situasi yang sama di lain hari?