Views: 78
Menanggapi tahun 2025 yang ditetapkan Bapa Paus sebagai Tahun Yubileum, umat lingkungan St. Cecilia Perumahan Nandan, Paroki St. Alfonsus Nandan Yogyakarta menjawab dengan melakukan ziarah Yubileum menjadi umat peziarah umat beriman yang berpengharapan untuk memperoleh indulgensi penuh dan kerahiman Tuhan yang tidak terbatas.
Setelah tanggal ditetapkan, beberapa orang pengurus bergerak mempersiapkan segala sesuatunya, menyusun jadwal rencana perjalanan termasuk memilih tempat-tempat yang akan diziarahi, melakukan pendaftaran, memesan bus, membuat paspor ziarah St Cecilia, menyusun text doa-doa di semua lokasi ziarah dan hal-hal lain, termasuk urusan konsumsi.
Sebelum ziarah dilakukan, pengurus memberikan informasi, bahwa setiap peserta ziarah diminta untuk menentukan ujub pribadinya. Ujub pribadi yang akan dimintakan indulgensi penuh. Ada 3 pilihan ujub pribadi, yaitu ujub untuk diri pribadi, untuk orang lain (dan perlu memberitahu yang diujubkan ini, untuk melakuka pengakuan dosa dan ekaristi juga), atau mendoakan arwah-(arwah). Masing-masing bebas menentukan satu ujubnya.


Persyaratan ziarah Yubileum untuk mendapatkan indulgensi penuh adalah pengakuan dosa, ekaristi,memasuki gereja porta sancta dan berziarah ke tempat ziarah yang sudah ditetapkan oleh Keuskupan serta beramal kasih. Tujuan ziarah kami adalah di lokasi-lokasi ziarah di KAS. Ada lima Gereja Porta Sancta dan ada sembilan tempat ziarah yang sudah ditetapkan di KAS.
Lima gereja Porta Sancta itu adalah gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta, Gereja St. Maria Bunda Penasehat Baik Wates, Gereja St. Perawan Maria Regina Purbowardayan Solo, Gereja St. Ignatius Magelang dan Gereja katedral St. Perawan Maria Rtu Rosario Suci Randusari Semarang. Dan untuk ziarah ini, kami pengunjungi gereja di Magelang dan di Semarang.
Sembilan tempat ziarah yang ditetapkan di KAS adalah gereja dan peziarahan Salib Suci Gunung Sempu Candi Hati Kudus TUhan Yesus Ganjuran, Makam Kerkor Muntilan, Gua Maria Kerep Ambarawa, Gua Maria Sendangsono, Gua Maria Tritis Wonosari, Gua Maria Sriningsh, Gua Maria Mojosongo dan Gua Maria Sendang Ratu Kenya Danan. Untuk ziarah kali ini kami mengunjungi Makam Kerkof Muntilan sebagait empat pertama kami kunjungi dan Gua Maria Ambarawa, sebagai tempat ziarah ke empat atau terakhir yang kami kunjungi.
Sesuai rencana kami berangkat dari Nandan jam enam pagi dengan satu bus besar kapasitas 51 orang. Cukup longgar untuk kami. Perjalanan ziarah kami awali dengan doa mohon keselamatan yang kami lakukan di dalam bus, yang dipimpin oleh Pak Jiwo. Sekitar empat puluh menit perjalanan, kami sudah tiba di tempat ziarah pertama di Makam Kerkof. Tiga peserta bergabung di Kerkof Muntilan, termasuk Romo BIllie, pastor paroki Nandan periode sebelum Romo Luhur.
Doa di Makam Kerkof dipimpin pak Agung sesuai susunan Doa di tempat ziarah yang disarankan oleh KAS, termasuk DoaTahun Yubileum, Ujud Bapa Suci bulan Mei dan tentunya Ujud Pribadi yang dimohonkan setiap peserta Ziarah. Doa-doa diakhiri dengan berkat penutup oleh Romo Bilie.
Perjalanan peziarahan berlanjut menuju ke Gereja st. Ignatius Magelang. Sesuai jadwal yang sudah kami susun, sekitar jam delapan lebih sedikit kami sudah berkumpul di depan Porta Sancta untuk melakukan doa sebelum masuk pintu. Doa dipimpin oleh bapak Johanis Mambu. Setelah doa sebelum masuk Porta Sancta selesai, bersama kami masuk pintu, dan di bagian dalam pintu kami kembali berdoa sesudah masuk pintu, dan berlanjut mencari tempat yang nyaman, dan dilanjutkan doa seperti yang kami lakukan di Makam Kerkof. Berkat penutup diberikan oleh Romo Dodit, Romo VIkep Kedu yang menemani kami berdoa di dalam gereja, sekaligus berfoto-foto di depan gereja.

Segera setelah banyak berfoto dan ngobrol bersama Romo Dodit di luar gereja, kami melanjutkan perjalanan ke Semarang melalui Secang, Ambarawa dan masuk jalan toll di Bawen. Setiba di Gereja Katedral, kami disambut oleh sukarelawan yang memandu para peziarah. Katedral memang istimewa. Seperti halnya di gereja di Magelang, kami melakukan urutan doa mulai dari depan Porta Sancta. Doa dipimpin oleh Pak Agung kembali, dan berkat penutup oleh Romo Billie.


Beranjak dari dalam gereja, dipandu para sukarelawan kami berjalan bersama menuju ke Wisma Uskup yang lokasinya berada di samping belakang gereja. Romo Doni menerima kami dengan ramah, memberikan informasi tentang Wisma Uskup dan siapa saja yang tinggal di tempat ini. Kami melaksananan penerimaan Sakramen Pengakuan Dosa dan Ekaristi di Kapel Wisma Keuskupan. Pengakuan dosa dan Ekaristi dilayani oleh Romo Doni dari Keuskupan dan Romo Billie.

Mas Yuli memimpin kami menyanyuikan lagu-lagu, dan Ibu Sisilia bertugas sebagai lektor dalam misa di Kapel Wisma Uskup ini. Romo Doni dalam homilinya berpesan agar peziarahan yang dilakukan tidak berhenti dengan menyelesaikan perjalanan satu hari ini, tapi diharapkan terus berlanjut dalam perjalanan selanjutkan dalam peziarahan hidup yang terus berjalan.

Tempat tujuan berikutnya, adalah makan siang, yang kami lakukan di satu tempat makan tidak jauh dari Keuskupan, arah ke Pintu Toll untuk menuju ke Gua Maria Kerep Ambarawa.

Ziarah ke Gua Maria Kerep dengan menggunakan bus menjadi pengalaman yang menarik. Bus parkir di termina, dan dari termina kami naik oplet ber sepuluh tiap oplet. Beaya Rp. 100.000/oplet pulang pergi. Doa di sini juga berbeda sedikit berbeda. Doa dipimpin oleh ibu Sisilia Daeng dan dilanjutkan dengan Doa Rosario dipimpin oleh Ibu Vera, dan berkat penutup oleh Romo Billie. Tidak lupa kami juga mengecapkan paspor kami di sekretariat, dan lengkaplah empat buah cap ada di paspor ziarah kami masing-masing.
Sekitar jam lima sore kami meninggalkan Gua Maria Kerep, kembali dengan menggunakan kendaraan oplet ke Terminal Ambarawa dan lanjut dengan bus. Kami tidak langsung kembali ke Yogya, namun mampir makan malam dulu di PPSM Muntilan menikmati sayur asem, ikan asin, tahu, tempe, dan ayam goreng. Di PPSM sudah menunggu kami Romo Singgih, yang kebetulan sedang ada acara di PPSM. Lengkap sudah kebahagiaan ziarah Yubileum ini. Mendapatkan janji indulgensi penuh dari Tuhan dan bertemu tiga orang romo kami yang berkarya di Nandan sebelum periode sekarang, Romo Dodit, Romo Billie dan Romo Singgih. Puji Tuhan.
Puji Tuhan perjalanan kami sangat nyaman, dengan udara yang sejuk, bahkan agak kedinginan di dalam bus. Sama sekali tidak hujan di sepanjang perjalanan. Sebelum turun bus, pak Jiwo kembali memimpin doa syukur dan terima kasih atas keselamatan perjalanan ziarah yang kami lakukan.
Turun dari bus, kami disambut gerimis kecil yang menemani jalan kaki ke rumah kami masing-masing. Semoga ziarah Yubileum ini membawa kebaikan bagi tiga puluh lima orang peserta. Ziarah kali ini bagi sebagian peserta menjadi ziarah yang berbeda dari ziarah-ziarah sebelumnya. Ada rasa yang melegakan setelah mendapatkan indulgensi penuh.
Berkah Dalem.