Visits: 28
Gowes ke sebagian pantai di Tanjung Benoa dan jelajah Pulau Nusa Dharma bisa dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam.
Hari Senin, 13 Mei 2024, sesuai janjian yang saya lakukan sehari sebelumnya dengan resepsionis, saya datang ke tempat penyimpanan sepeda jam 06:30 untuk pinjam sepeda. Ternyata saya hanya diberi waktu untuk bersepeda selama satu jam, karena jam 08:00 sepeda sudah akan dipakai kelompok lain.
Saya bersepeda dari halaman hotel ke jalan raya, kemudian masuk ke Kawasan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) Nusa Dua, untuk menuju ke Pulau Nusa Dharma.
Sebelum masuk ke Pulau Nusa Dharma, yang terhubung jalan setapak dengan pulau Bali, saya tiba di simpang tiga jalan setapak yang digunakan untuk jogging dan bersepeda. Jalan ke arah kiri adalah jalan yang menyusuri pantai di sepanjang Tanjung Benoa. Sedangkan jalan ke kanan, adalah jalan setapak yang menyusuri pantai menuju pulau Nusa Besar atau pulau Peninsula. Dan jalan lurus adalah jalan masuk ke Pulau Nusa Dharma.
Awalnya saya mengira jalan kekiri adalah jalan untuk mengelilingi pulau Nusa Dharma. Baru setelah berjalan menyusuri pantai dengan laut disisi kanan dan hotel-hotel disisi kiri, dan saya melihat ke peta di strava saya, baru sadar…ooo ini ternyata bukan masuk pulau Nusa Dharma, tapi ternyata menyusuri pantai di tanjung Benoa.
Saya berputar balik, menuju ke pertigaan tadi, dan belok kiri masuk ke Pulau Nusa Dharma. Jalan menuju Nusa Dharma adalah jalan beton selebar sekitar 2 meter dengan panjang sekitar 25 meter. Ya hanya jalan setapak pendek itu yang misahkan pulau Nusa Dharna dan Pulau Bali.
Di salam Pulau Nusa Dharma ada jalan-jalan setapak beton sampah hampir tepi-tepi pantainya, banyak digunakan oleh wisatawan melakukan jogging pagi.
Saya bebas saja bersepeda memasuki pulau ini dan berkeliling. Pertama saya jalan ke sisi kiri pulau, dan turun ke jalan tanah sampai tepi pantai. Kemudian kembali ke area tengah dimana terdapat Pura Nusa Dharma yang didirikan oleh Babah Ketut Jaya (Tan Sie Yong) pada 10 Juni 1948. Perjalanan saya lanjutkan ke sisi kanan. Pulau Nusa Dharma dikelilingi oleh batu-batu karang cantik yang sering diterpa ombak. Saat saya datang ombak tidak terlalu besar namun karena tepian pantainya curam, debur ombak terasa keras .
Mengingat saya hanya bisa meminjam sepeda sampai jam 07:30, saya segera kembali ke hotel untuk mengembalikan sepeda, dan berencana melanjutkan penjelajahan di Pulau Nusa Besar, Pantai Melastri dan Pantai Pandawa di hari berikutnya.