Views: 82
Kereeen.
Mulai dari woro-woro, pendaftaran, pre-condition, persiapan sampai pelaksanaan kegiatan berjalan dengan menarik.
Event gowes nasional khusus sepeda lipat pada Sabtu, 9 Novemer 2019 dengan nama Gowes ‘Xplore Purwokerto 2019″, mengusung tema gowes jelajah alam, tempat wisata, kuliner dan kesenian Start dan finish di Pendapa Sipanji Purwokerto, Banyumas diikuti sekitar 1000 peserta.
Penyelenggaraan Explore Purwokerto 2019, merupakan puncak kegiatan Komunitas Sepeda Lipat (SELIP) Purwokerto, guna memperkenalkan kota Purwokerto dan potensi alam di Purwokorte. Panitia sudah berhasil memfasilitasi banyak potensi Purwokerto, baik keindahan alam, pengusaha, termasuk potensi mahasiswa-mahasiswi jurusan keolahragaan di Universitas Jendral Sudirman. Mahasiswa-mahasiswi Unsoed ini aktif memperkenalkan bidang belajarnya, dan memberikan layanan langsung sport massage ke para peserta gowes di checkpoint.
Jalur Selip Xplore Purwokerto 2019 ini menjadikan penuh kenangan dan memuaskan hasrat para penggemar sepeda lipat dengan tantangan jalur-jalur gowes yang atraktif dan menantang adrenalin serta penyelenggaraan yang apik, yang membuat peserta selalu kangen gowes di Purwokerto. Juga sambutan masyarakat dan pelajar di sepanjang rute gowes menambah meriah kegiatan. Rasa lelah bisa berkurang banyak ketika di pinggir jalan disama anak-anak sekolah yang memberi semangat. Bahkan ada anak-anak yang berdiri di tepi jalan memberikan air minum mineral.
Start Gowes “Xplore Purwokerto” dari Pendopo Sipanji Purwokerto jam 07:00 pagi (menurut sebagian peserta ini kesiangan..bagusnya lain kali dimulai jam 06:00 pagi agar lebih segar). Peserta kearah barat melalui underpas Soedirman hingga Perempatan Pasar Kliwon Karanglewas ke utara sampai Kedungbanteng. Tantangan yang dihadapi peserta adalah setelah gowes melewati Desa Keniten menuju Windujaya, dengan rute yang mulai menanjak namun disuguhi panorama kanan kiri sawah terasering dan sungai yang sejuk dan asri.
Mulai tantangan ini bagi peserta yang tidak kuat gowes menanjak diperbolehkan untuk menuntun. Bagi yang lelah hingga tidak kuat menuntun, beristirahat-lah dan berselfie ria sambil menunggu untuk di evakuasi menggunakan mobil atau motor yang telah disediakan. Dan memang buanyak yang menuntun, banyak yang beristirahat dan banyak yang asyik berfoto-foto
Setelah Pitstop 1-Lapangan Windujaya, menghadapi tantangan ‘Tanjakan Peninis’ dengan jarak +- 1 Km. Memang seperti tidada habis tanjakan-tanjakan ini. Jarak yang “hanya 1 km”, kami tempuh penuh perjuangan. Tanjakan lagi..tanjakan lagi..tanjakan lagi.
Pitstop 2-Curug Bayan menuju Pitstop 3 di Telaga Sunyi yang saya kira akan menjadi segmen yang paling berat, ternyata , jalur gowes relatif menanjak ringan. Setelah Pitstop 3-Telaga Sunyi, jalur gowes relatif datar dan lebih banyak turunan, menuju lokasi finish di Pendopo Sipanji lagi. Sekitar 400 Meter dari Telaga Sunyi kami melewati tempat yang dikenal sebagai “Medan Magnet” (Kondisi jalan yang secara visual nampak menurun namun sepeda bisa tertarik ke atas (mundur), Medan Magnet ini berjarak kurang lebih 100 Meter. Dokter Haryanto yang penasaran mencoba mengamati dari arah setelah daerah itu. Ketika diamati memang terlihat bahwa kemiringannya memang kebalikan dengan kesan waktu berada di jalur medan magnit tersebut. Jadi segmeng yang kelihatan menurun jalurnya itu sebenarnya agak naik.
Matur nuwun panitia yang sangat rami dan komprehensif mempersiapkan acara ini. Sukses selalu
Josssss