Views: 262
Menampung atau memanen air hujan di rumah kami di Yogya untuk diminum. Ketika niat itu muncul, dan dikomunikasikan, banyak bertanyaan yang mengikutinya. Di rumahmu khan mudah dapat air sumur. Air hujan khan bersifat asam. Genteng dan talang khan kotor. Koq kesannya kampungan banget, mosok air hujan diminum, kayak orang susah saja. Coba bayangkan, kalau pas hujan kamu tengadah ke langit dan langsung minum, khan jijik…Sehabis kehujanan saja sampai rumah langsung mandi khan? Dan masih beberapa pertanyaan yang push back niat itu. Dan Selasa, 5 Februari 2019 pas libur Imlek, instalasi pemanen air hujan di rumah kami selesai dibuat.
Surfing di Internet, saya melihat sudah banyak informasi mengenai memanfaatkan air hujan ini. Baik yang pro maupun yang menekankan hal-hal yang perlu diperhatikan. Juga dari teman-teman yang sudah mempraktekkan. Mas Agus Maryono, yang gencar mensosialisasikan. Mas Tribudi yang memiliki instalasi pemanen air hujan di rumahnya untuk keperluan air minum sehari-hari, dan juga rajin memasarkan pemanen air hujan. Ada juga Romo Kirjito yang banyak melakukan penelitian air hujan di Laboratorium Udannya. Kemudian Komunitas Banyu Bening di Ngaglik Sleman yang penuh semangat memanen air hujan.
Membaca dari berbagai sumber tersebut, saya semakin yakin segera memanfaatkan air hujan untuk keperluan air minum di rumah.
Baiknya memanen air hujan
- Ramah lingkungan: dengan memanen air hujan, saya ikut serta dalam program ramah lingkungan dengan memanfaatkan air yang jatuh dari langit ini untuk keperluan di rumah. Alih-alih membiarkan air langsung jatuh di tanah, kemudian masuk ke tanah atau mengalir ke sungai, saya menampung air hujan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu dengan berhenti membeli air mineral untuk keperluan di rumah, sangat banyak mengurangi sampah botol plastik.
- Mengkonsumsi air dengan kualitas yang lebih baik: dengan metode pengumpulan yang tepat, kualitas air hujan yang kita panen akan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan air mineral yang kita beli di pasar
- Menghemat beaya pembelian air minum: Stop membeli air minum galon/botolan untuk keperluan di rumah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membangun instalasi pemanen air hujan
Kualitas atau kebersihan air hujan yang dipanen dari air yang jatuh di atap rumah merupakan satu komponen yang paling utama dalam kesehatan pemanfaatan air hujan ini. Cara pengumpulan air hujan, sedemikian rupa sehingga terkumpul air yang bersih, menjadi faktor yang sangat penting:
- Genting dan talang secara rutin dilakukan pemeriksaan dan pembersihan.
- Kotoran-kotoran besar dari atap disaring. Dilakukan dengan cara memotong pipa saluran vertical yang berasal dari tampungan atap. Di potongan bagian atas dibiarkan terbuka, dan di potongan bagian bawah dibuat potongan miring sekitar 45 derajat. Diberi saringan, agar kotoran berukuran besar, seperti daun, ranting terbuang keluar dari saluran pipa.
- Kotoran dengan ukuran yang lebih kecil juga tidak masuk ke tangki penyimpan. Dilakukan dengan cara memberi filter 3 lapis di tutup tangki, tempat jalan air hujan masuk ke dalam tangki
- Hujan-hujan awal dibuang lewat saluran pembuang. Kekhawatiran utama adalah air hujan yang kotor di awal-awal hujan:
- Hujan-hujan di awal musim penghujan, dibuang saja terus, tidak usah ditampung. Katakanlah seminggu pertama musim hujan, kita tidak melakukan pengumpulan air hujan. Asumsi kita di awal musim penghujan udara masih kotor dan perlu dibersihkan dahulu dengan beberapa kali hujan.
- Setelah musim penghujan berjalan beberapa hari, baru mulai menampung air hujan. Hal itupun dengan cara membuang dulu air hujan sekitar 15-20 menit pertama. Mekanisme pembuangan ini diwujudkan dalam infrastruktur pemanen air hujan dengan cara dibuat saluran pembuang yang mudah pengoperasiannya, hanya buka tutup, memastikan untuk bisa menampung sekitar 15-20 menit awal hujan. Acuan sederhana dari mas Tri Budi: Clue nya ….1 m2 atap perlu tampungan awal 1 liter. 1 l liter itu kurang lebih 13 cm untuk pipa 4”, atau 6cm pipa 6”. Gampang khan?
- Tangki penyimpan yang berkualitas baik, yang rapat.
- Setiap tahun di awal musim hujan, lakukan pembersihan tangki air, dengan dibersihkan bagian dalamnya secara menyeluruh
Pemeriksaan Kualitas Air Minum
Untuk memastikan air hasil panenan dari air hujan layak minum, maka saya melakukan pemeriksaan air minum di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Alamatnya di Nadinegaran MJ III/62 Yogyakarta. Telp. 0274 378187 dan email : labkes_yk@yahoo.com. Balai ini sangat responsive. Saya melakukan komunikasi lewat telpon diangkat. Kemudian omunikasi lewat email dijawab. Dan datang ke lokasi, diterangkan dengan detail oleh petugas konsultan. Hal ini sangat membantu.
Yang perlu dilakukan untuk melakukan pemeriksaan:
- Datang ke balai Laboratorium Kesehatan untuk mengambil botol steril dari Balai Laboratorium yang akan digunakan untuk menampung air yang akan digunakan untuk melakukan test Bakteri.
- Mengambil air dari tangki penyimpan air hujan:
- Dengan botol streril dari Balai Laporatorium untuk periksa/test bakteri
- Dengan botol sendiri sekitar 1.5 liter untuk keperluan pemeriksaan Kimia Lingkungan
- Mengantar air yang akan diperiksakan tersebut ke Balai Laboratorium Kesehatan
- Lama pemeriksaan sekitar 2 minggu.
PIlihan materi Pemeriksaan:
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Permenkes No. 32 tahun 2017. Ada dua pilihan pemeriksaan air minum, yaitu pemeriksaan terbatas dengan togal beaya sekitar Rp. 500,000 dan pemeriksaan Parameter lengkap dengan beaya sekitar Rp. 1,200,000.
Saya memilih melakukan pemeriksaanair minum parameter lengkap agar hasilnya lebih lengkap dan meyakinkan.
Pemanen Air Hujan di rumah mas Tri:
Membuat Pengolah air Alkali sendiri: