Views: 53
Sepeninggal pelabuhan Lembar,kemudian melewati Pantai Nambung, kami melihat pendakian jalan di depan menerbitkan rasa ngeri-ngeri sedap, puncak tanjakan masih jauh, dan gigi sepeda langsung masuk ke gigi paling kecil di depan dan gigi paling besar di belakang, gigi 42 atau tampah kata teman-teman. Kayuhan demi kayuhan satu demi satu kami nikmati dengan sepenuh jiwa. Hijau di kiri kanan sedikit mengurangi panas terik matahari Lombok hari itu. Begitu mendekati puncak tanjakan yang ini…(ya..memang baru puncak yang ini, karena di depan masih buanyakkk puncak-puncak lainyang lebih tinggi), Abah Fuad sudah siap dengan kamera dan memberi aba-aba untuk geser ke kanan, agar bisa melihat pemandangan di belakangnya lebih jelas katanya…
Dan ternyata, sesudah kami berhenti, dan menengok ke belakang….Luar biasa, di bawah bukit tempat kami mendaki, terhampar pantai Nambung dengan samudra biru luas membentang, dengan latar depan jalan aspal yang baru kami lewati dan hijau pepohonan di kiri kanan jalan. Kami duduk menikmati keindahan ini sambil terus menurunkan detak jantung kami.
Lebih seksama kami melihat panorama di muka kami, samudra biru, birunyapun ada dua warna biru muda dan biru tua, dan buih-buih gelombang warna putih yang menghantam bibir pantai, dihubungkan dengan jalan aspal yang berkelok-kelok mendaki dengan dedaunan hijau di kiri kanannya dan semaunya di bawah langit biru yang sangat cerah. Sungguh, banyak perbedaan, semua ciptaan Illahi berpadu menjadi satu kesatuan pemandangan yang menawan yang tak habis-habisnya untuk kami syukuri di tengah perjalanan gowes kami hari itu, Minggu 30 April 2017 menyusuri pantai Barat dan pantai Selatan pulau Lombok.
Sebagian orang menyebut surga dengan kiasan suatu tempat yang indah di langit ke tujuh, mungkin Lombok ini adalah prethilan surga yang jatuh di bunyi, yang bisa menjadi contoh keindahan surga di langit ke tujuh itu.
Kami lanjutkan lagi perjalanan mendaki yang masih panjang menuju pantai Selong Belanak ngangsu kawruh melalui keindahan ciptaanNya, yang selalu mengingatkan untuk bersyukur dalam semua hal.
Postnya membuat baper nih. Tanjakan..pantai..hijau pepohonan. Widih nikmat sekali nampaknya gowes di lombok. Nabung dulu deh semoga bisa ke sana. Salam kenal ya om.
Salam kenal mas Widnayanto Agus…tinggal dimana? Kalau ke Yogya, silakan hubungi…kita bersama mensyukuri kehidupan lewat sepeda 🙂
Maaf baru baca…senang ada yang pingin dan ingin mencoba..selamat gowes ..salam sehat