Views: 29
Satu dari banyak slogan teman-teman saat bersepeda, adalah mengenai Key Performance Indicator(KPI) bersepeda, ukuran keberhasilan berupa kilo meter, kilo kalori dan kilo byte, yang artinya target-target jarak, kuliner dan foto-foto sepanjang perjalanan bersepeda epic endurance.
Nah, untuk satu KPI Kilo byte ini yang ingin saya bahas di tulisan kali ini. Alam dan lingkungan Indonesia sangat cantik dan sangat potensial untuk bisa ditumbuh kembangkan lagi lebih kreatif untuk menarik minat wisatawan lebih banyak lagi di jaman yang marak dengan posting-posting di media sosial di dunia maya. Informasi atau foto atau kegiatan di dunia maya bisa sangat cepat menyebar, seperti iklan gratis.
Satu gambar cantik di suatu lokasi di facebook, bisa menarik minat banyak orang untuk datang ke lokasi tersebut untuk bisa menikmati dan berfoto di tempat yang sama.
Nah, dalam pengalaman saya bersepeda, sangat banyak saya menemui tempat-tempat indah untuk dinikmati dan untuk difoto, namun tantangannya adalah untuk menikmati lokasi tersebut dan berfoto dengan nyaman. Sebagian besar tempat yang saya kunjungi tempat saya berfoto adalah tempat-tempat yang apa adanya seperti itu, dan belum dirancang sedemikian rupa by design agar lebih nyaman untuk dinikmati dan untuk melakukan kegiatan berfoto-foto.
Contoh-contoh sederhana tantangan-tantangan yang dihadapi saat akan foto-foto di sepanjang perjalanan:
Gapura-gapura/batas kota, atau batas propinsi: dari beberapa batas kota/batas propinsi yang saya temui, bangunan ini dibuat bagus, mencolok di sisi kiri dan kanan jalan dengan tulisan besar masuk suatu kota/propinsi, dan biasanya di tempat yang sepi, namun apa adanya , seakan “hanya” dirancang untuk menunjukkan ke pejalan yang melalui rute itu, ini lho anda sudah masuk ke kota/propinsi kami, tanpa ada keinginan si perancang gapura agar orang-orang yang lewat untuk berhenti, menikmati dan berfoto-foto di tempat itu. Bahkan seperti gapura masuk ke Kabupaten Semarang di jalan raya Yogya-Semarang, lokasinya di tanjakan jalan, yang sulit bagi pengendara untuk berhenti di tempat itu, dan gapura batas Sumbar-Riau ditumbuhi rumput alang-alang di sekitarnya.
Tugu Equator di Kota Alam, Kabupaten Limapuluh Kota, berada persis tepi jalan lintas Riau – Sumbar. Tugu ini memiliki sejarah yang panjang mulai jaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga kini.. Dahulu tugu ini disebut sebagai Sakido Mura, sekarang disebut sebagai Telur gajah, karena bentuknya berupa bola besar dipinggir jalan. Sayangnya peta di bola itu sudah tidak tampak lagi. Sayang banget, lokasinya benar-benar mepet di tepi jalan raya Riau-Sumbar yang ramai dan di persis tikungan jalan, sehingga terlalu bahaya bagi pengendara mobil untuk berhenti di tempat ini, dan sulit mencari tempat parkir. Beberapa kali saya melewati tempat ini, dan beruntung minggu lalu saya melalui lokasi ini dengan bersepeda, sehingga relatif lebih mudah untuk bisa berhenti dan berfoto.
Tugu Yogyakarta: Saat ini Tugu Yogyakarta sungguh sangat ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat liburan dan lebih ramai lagi di malam hari. Namun kembali, tugu ini dibuat dan belum diatur sedemikian rupa sehingga mudah bagi wisatawan untuk menikmati atau berfoto. Berfoto lebih banyak dilakukan di tengah jalan, diantara lalu lintas yang ramai dan mengganggu alur lalu lintas jalan.
Kelok Sembilan, bagunan karya bangsa Indonesia yang gagah dan indah ini sangat elok untuk dinikmati dan menjadi latar belakang berfoto-foto, namun tempat dimana kami berfoto-foto bukan merupakan tempat yang memang dirancang untuk menjadi tempat berfoto yang nyaman, namun tempat yang secara alami diketemukan para pedagang lokal, yang membuka warung-warung di tempat itu, kemudian membuat jembatan sederhana untuk meloncati batas pagar jalan dan jadilah lokasi untuk berfoto.
Merancang ikon-ikon lokasi untuk berfoto
Bangunan-bangunan yang dibuat yang sebenarnya akan lebih bagus jika dirancang sedemikian rupa untuk bisa nyaman dikunjungi dan digunakan sebagai tempat-tempat foto. Bayangan saya ini sangat mudah dilakukan jika dirancang dari awal, suatu bangunan dibuat selain sebagai bangunan fungsional, sebagai bangunan penanda juga dirancang dengan cermat sebagai tempat yang nyaman dan indah untuk menjadi lokasi berfoto. Contoh foto-foto ini diambil dari facebook, yang menunjukkan lokasi ini memang dirancang unguk tempat berfoto.
Bangunan Gapura Batas Kota/Propinsi, sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga selain menjadi penanda kita memasuki suatu kota, atau propinsi, juga dirancang agar para pejalan yang melewati tempat itu tertarik untuk mampir, misalnya di sekitar bangunan batas kota/propinsi tersebut dibangun satu taman yang indah, tampat yang nyaman untuk beristirahat, tersedia toilet, tersedia informasi-informasi tentang kota/propinsi yang akan kita masuki dan telah kita tinggalkan, warung jual souvenir, dan juga bangunan unik yang memiliki tempat yang lapang untuk melakukan sesi foto, sehingga menjadi ikon foto wisatawan.
Lokasi-lokasi dengan pemandangan alam yang bagus, dibuatkan tempat-tempat yang pas untuk melakukan sesi-sesi foto dan diberi petunjuk-petunjuk yang jelas, sebaiknya untuk berfoto berdiri di mana, yang memfoto dari mana dan informasi-informasi lain yang menarik dari tempat itu, misalnya sejarah tempat itu, keunikan tempat tersebut dan lain-lain.
Indonesia sangat kaya mendapat anugerah luar biasa dari Tuhan, perlu usaha dari kita untuk bisa memaknai dan kreatif untuk mengolah agar bisa lebih berdaya guna dan menarik bagi lebih banyak pengunjung.