Views: 67
Banyak orang tahu bahwa olah raga itu penting untuk kesehatan, tapi sedikit yang dengan suka rela, dengan riang gembira melakukan kegiatan olah raga rutin. Dari banyak kegiatan olah raga yang kulakukan mulai dari kecil sampai sekarang, saya sangat menikmati bersama teman-teman dari berbagai kelompok pecinta olah raga, termasuk yang saat ini sedang aku sukai, yaitu bersepeda, baik di Rumbai dengan teman-teman Rubic dan AxicBIC, di Jakarta bersama teman-teman HPC Jakarta maupun di Yogyakarta bersama mas Bayu dkk dan juga G4&S3 Gama.
Sangat menarik mengamati dan mengikuti dua komunitas sepeda yang berjauhan tempatnya, yang satu AxicBIC Pekanbaru di Riau dan yang satunya lagi G4&S3 Gama di Yogyakarta. Keduanya merupakan tempat yang sangat nyaman untuk ikut serta ngumpul bersepeda, dengan anggota-anggotanya yang sangat semangat dan saling mensemangati satu sama lain untuk bersepeda. Para anggotanya sangat beragam, terutama dari usia, dan jam terbangnya bersepeda. Selalu mampu untuk menerima anggota baru yang masih “gress”, baru mulai bersepeda dan bisa nyaman mengikuti, hingga tanpa terasa terus mampu meningkatkan jam terbang bersepeda bersama komunitas ini.
Ada banyak persamaan dari dua komunitas tersebut, dan yang paling menonjol terlihat dan menarik adalah SEMANGAT, SALING MENSEMANGATI, dan RUTIN untuk bersepeda, serta semakin terus meningkat tantangan bersepedanya, baik dari segi medan dan jarak tempuhnya. Hal ini sangat menarik, karena effort yang diperlukan untuk bisa ikut bersepeda bersama, kadang tidak ringan, perlu bangun pagi, perlu menempuh perjalanan terlebih dahulu berpuluh kilometer dalam beberapa jam sebelum bisa gabung bersepeda, dan kadang mengorbankan banyak waktu. Para anggotanya dengan sangat semangat dan terus menerus berperilaku yang positif dengan rajin bersepeda, dan dampaknya menjaga kesehatannya dengan baik.
Fenomena ini sangat menarik, dimana lebih banyak orang lagi yang kesulitan untuk bisa rutin berolah raga, meskipun mengetahui manfaat positif berolah raga, namun bagi dua komunitas ini, keteraturan bersepeda dengan semangat menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apa dan bagaimana hal yang indah ini bisa terjadi?
Sedikit berteori melihat dari sisi teori perilaku ABC , yang meninjau suatu Behaviour(perilaku) yang diharapkan dipengaruhi oleh Antecedences dan Consequences, dimana Antecedence adalah kejadian atau kondisi yang terjadi sebelum suatu perilaku terjadi, contohnya visi, misi, perilaku orang lain, ajakan dan lain sebagainya, dan Consequences adalah kejadian atau kondisi/situasi yang terjadi sesudah suatu perilaku terjadi. Dan consequences inilah yang besar pengaruhnya apakah perilaku yang dimaksudkan terjadi kembali atau tidak. Contoh-contoh consequences adalah umpan balik, hadiah, bonus, pengakuan, ucapan terima kasih dan lain sebagainya. Menurut teori tersebut, suatu perilaku bisa terjadi kembali, sekitar 20% dipengaruhi oleh Antecedence, dan 80% dipengaruhi oleh Consequence.
Sebagai contoh, misalnya satu perilaku bersepeda di pagi hari. Contoh-contoh antecedence misalnya berupa ajakan dari teman, keinginan untuk berolah raga, dorongan dari keluarga, sudah memiliki sepeda. Dan contoh-contoh consequences dari perilaku bersepeda di pagi hari misalnya, capek dan ngantuk, waktu bersama keluarga yang terbuang, kulit menjadi hitan dan kotor, badan akan menjadi sehat dan kuat dan lain sebagainya.
Nah, jika kali pertama saya menerima ajakan bersepeda di pagi hari, apakah di lain hari jika ada ajakan untuk bersepeda lagi di pagi hari, akankah saya bersedia untuk memenuhi ajakan tersebut atau tidak, sangat dipengaruhi oleh consequences yang saya alami setelah mengalami bersepeda di pagi hari tersebut. Apakah concequences yang saya rasakan mengencourage, mensemangati dan mendorong saya untuk bersepeda lagi di pagi hari, atau malahan justru consequences yang saya alami mendiscourage, melemahkan semangat saya untuk bersepeda kembali. Pengaruh dan jenis-jenis dari consequences tersebut bersifat sangat pribadi, dan orang per orang bisa berbeda-beda, namun secara umum biasanya mirip-mirip.
Memang Antecedence, yang berupa ajakan dari teman, keinginan untuk berolah raga, dan kondisi sudah memiliki sepeda mempengaruhi juga keputusan saya untuk memenuhi ajakan berikutnya bersepeda atau tidak, namun pengaruh antecedence ini relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh consequences yang saya rasakan, yang saya alami.
Lebih mendalam lagi, untuk menganalisis consequences yang memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku, secara sederhana bisa digunakan analisis ETIP, singkatan dari Efect, Timing, Importance dan Probability. Consequences lebih gamblang menyangkut masalah efek, yang memiliki dua kemungkinan yaitu efek yang mengencourage atau yang mensemangati, dan efek yang men discourages atau efek yang melemahkan semangat. Dan efek tersebut memiliki tiga buah karakteristik yaitu timing, importance dan probability. Pertanyaan mendasar pertama adalah Apakah consequences yang saya alami merupakan concequence yang berefek mensemangati saya, atau melemahkan saya. Dan kemudian concequence tersebut didalami kembali dengan melihat tiga karakteristiknya :
- timingnya, apakah efek tersebut terjadi dengan cepat (immediately) atau delay, dimana terjadinya memerlukan waktu yang lebih lama. Dan jika efek tersebut terjadi segera dengan cepat, immediately, maka pengaruhnya akan semakin besar, dan kebalikannya jika efeknya terjadi masih memerlukan waktu yang lama, maka pengaruhnya lebih kecil
- Importance, apakah efek tersebut memiliki derajat penting bagi saya, atau tidak penting. Dan jika efek tersebut adalah sesuatu yang penting bagi saya, maka pengaruhnya akan semakin besar, dan jika efek tersebut tidak penting bagi saya maka efeknya akan kecil bagi saya
- Probability, apakah efek tersebut memiliki kemungkinan terjadi yang besar atau kecil. Jika efek tersebut kemungkinan terjadinya besar, maka pengaruhnya akan menjadi lebih besar, dan demikian juga kebalikannya, jika kemungkinan terjadinya kecil, maka efeknya akan menjadi kecil
Mari kita lihat lagi consequences dari bersepeda di pagi hari dari contoh diatas, katakanlah consequences yang saya rasakan sesudah bersepeda di pagi hari itu adalah capek dan ngantuk, waktu bersama keluarga yang terbuang, kulit menjadi hitan dan kotor, badan akan menjadi sehat dan kuat:
- Capek dan ngantuk: Efeknya: Discourage, atau melemahkan semangat saya. timingnya: langsung, artinya begitu pulang sepedaan, badan capek dan ngantuk langsung terjadi. Importance: tidak begitu penting bagi saya, ya capek-capek dikit nggak apa-apa, dan Probabilitynya: tinggi/besar. Tentulah kalau sepedaan kemungkinan capeknya akan besar
- Waktu bersama keluarga terbuang Efeknya: Discourage, atau tidak mensemangati saya. timingnya: langsung. Importance: Penting. Probability: tinggi. Tentunya kalau pergi bersepedaan, maka langsung saya rasakan bahwa waktu bersama keluarga berkurang, dan ini merupakan hal yang penting bagi saya, pasti terjadi dan langsung saya rasakan.
- Kulit menjadi hitam dan kotor: Efeknya: Discourage, atau tidak mensemangati saya.Timing:langsung, Importance: penting dan Probability:tinggi
- Badan menjadi sehat dan kuat. Efektnya: Encourage/menambah semangat saya. Timingnya: Lama…nggak langsung terjadi, Importance: Penting dan Probability: Tinggi. Saya tahu bahwa dengan bersepeda di pagi hari, badan akan menjadi sehat dan kuat, ini adalah yang kemungkinan besar terjadi, penting bagi saya, namun terjadinya tidak serta merta, memerlukan waktu yang panjang dan lama.
Nah, kalau melihat hasil analisis di atas, jika consequences yang saya rasakan kombinasi dari hal-hal tersebut di atas, berkemungkinan besar saya tidak akan semangat lagi untuk bersepedaan di pagi hari, karena satu-satunya yang mensemangati saya “hanya” badan menjadi sehat dan kuat. Meskipun saya sadar dan tahu bahwa itu penting dan kemungkinan besar bisa terjadi. Karena badan menjadi sehat dan kuat tidak langsung saya rasakan saat itu juga sesudah bersepeda, masih memerlukan waktu yang panjang, ditambah tiga hal lain yang men discourage saya, maka perilaku bersepeda di pagi hari kemungkinan kecil untuk bisa saya ulang lagi, untuk bisa saya lakukan lagi, apalagi untuk bisa menjadi suatu kebiasaan saya.
Kalau memang kondisinya seperti itu, lalu mengapa saya dan banyak teman lagi yang berperilaku kebalikannya, yaitu sangat ingin terus bersepeda di pagi hari secara rutin. Disamping empat consequences di atas, ternyata masih ada beberapa consequences lain yang saya alami, antara lain suasana fun yang menyenangkan, wisata kuliner makan ditempat-tempat baru yang menarik, mengumpulkan data-data kegiatan pencapaian di endomondo, bertemu banyak teman baru, foto-foto di perjalanan yang akan muncul di Facebook, komentar-komentar lucu-lucu dan cerita-cerita menarik tentang kegiatan bersepeda di Facebook dan blog:
-
suasana fun yang menyenangkan: Efeknya: mensemangati. Timing: Langsung terasa.Importance: Penting. Probability: Tinggi
- wisata kuliner makan ditempat-tempat baru yang menarik:Efeknya: mensemangati. Timing: Langsung terasa.Importance: Penting. Probability: Tinggi
- mengumpulkan data-data kegiatan pencapaian di endomondo:
Effeknya: mensemangati. Timing: Langsung terasa.Importance: Penting. Probability: Tinggi. Dengan mengumpulkan data perjalanan berupa pencapaian berapa kilometer perjalanan pagi ini, melewati jalur mana, berapa kalori yang terkuras, dan melihat statistik mingguan, bulanan, tahunan, sungguh sangat menarik dan membanggakan diri sendiri.
- bertemu banyak teman baru: Efeknya: mensemangati. Timing: Langsung terasa.Importance: Penting. Probability: Tinggi
- foto-foto di perjalanan yang akan muncul di Facebook;Efeknya: mensemangati. Timing: Langsung terasa.Importance: Penting. Probability: Tinggi. Foto-foto ini yang menurut saya paling mensemangati, yang kemudian diunduh di Facebook untuk dinikmati bersama.
- komentar-komentar lucu-lucu dan cerita-cerita menarik tentang kegiatan bersepeda di Facebook dan blog. Efeknya: mensemangati. Timing: Langsung terasa.Importance: Penting. Probability: Tinggi.
Nah lho.ternyata hal-hal yang ringan-ringan tersebut, yang langsung saya rasakan, kemungkinan terjadinya tinggi menjadi consequences yang efeknya sangat mendorong kuat perilaku saya rajin bersepeda bisa terus berlanjut dan berkesinambungan, menjadi suatu kegiatan yang sangat menyenangkan. Peranan para juru jepret seperti mas Rosyid, bang Fedrizal, mas Fathoni, mas Akson dan mas Afif di Rumbai, serta mas Bayu, mas Eko, Pak Agustaruddin, mas Mitrabani, mas Joko Sumiyanto, Pak Djoko Luknanto sangat besar dalam mensemangati dan membuat komunitas bersepeda terus semakin banyak pengikutnya. Kemungkinan besar mereka memfoto karena memang senang melakukan kegiatan itu, namun efeknya ternyata sangat besar dalam mensemangati, dalam mengencourage teman-teman yang lain untuk kangen, dan terus pingin bersepeda. Amal ibadah yang sangat mulia.
Sering di pagi hari, ketika pertempuran sengit terjadi antara keinginan untuk terus tidur bersembunyi di balik selimut, atau bangkit berdiri untuk bersepeda seru terjadi, keputusan untuk bangun dan bersepeda hanya ditentukan oleh kepinginnya melihat foto diriku di facebook dari jepretan teman-teman sepedaan saat bersepeda nanti, serta komentar-komentar lucu di facebook yang mengikutinya. Ini pas lagi ngeces, lihat foto-foto dan komentar-komentar mas Joko Sumiyanto, mas indul, Pak Djoko Luknanto yang pagi tadi gowes ke Kaliadem, Bunker Merapi dan di rumah mbak Marijan. Memang relatif akan sulit kalau motivasinya hanya pingin sehat saat ingin rutin berolah raga. Kita perlu mencari kegiatan yang fun, yang nggaya-nggaya, ngguya-ngguyu, perlu mencari consequences yang memiliki efek-efek yang mensemangati diri sendiri, dan lebih baik lagi bisa mensemangati teman-teman yang lain untuk berolah raga.
Terima kasih para tukang foto, tukang wara-wara yang tanpa lelah mengajak-mengajak terus, dan teman-teman yang berkomentar lucu-lucu dan heboh di Facebook pada kegiatan bersepeda, yang terus memberi semangat banyak teman untuk bersepeda dan bergaya. Dan kesehatan adalah bonusnya.
betul sekali mas …