Views: 59
Jum’at 26 Oktober 2012 hari libur memperingati Hari Raya Idul Adha 1433 H. Berempat dengan Alu, Mas Errol dan Noery, kami pergi piknik ingin melihat Candi Muara Takus, satu candi Budha peninggalan masa lalu yang berada di provinsi Riau. Perjalanan santai dengan disopiri Alu kami awali dari Rumbai sekitar jam setengah sembilan pagi. Berjalan santai di suasana pagi yang sepi menuju ke arah Kota Bangkinang. Di sepanjang jalan, sesekali terlihat keramaian di halaman masjid atau di tanah lapang, saudara-saudari umat Muslim melakukan kegiatan penyembelihan hewan kurban. Meski beberapa masjid besar yang memiliki hewan kurban cukup banyak akan melakukan kegiatan penyembelihan di hari Sabtu, namun di sepanjang jalan terlihat cukup banyak juga yang melakukan penyembelihan di hari Jum’at ini.
Perjalanan ke Muara Takus kami tempuh dari Pekanbaru, melewati Kota Bangkinang yang berjarak 60km dari Pekanbaru, terus berlanjut melewati Bendungan Koto Panjang, sampai ke simpang Muara Takus, yang berada di antara dua jembatan besar yang menuyeberangi sungai ke arah waduk koto Panjang. Simpang ini tarletan sekitar 40 km dari kota Bangkinang. Jalan masuk dari simpang jalan raya Pekanbari-Bukittinggi ke arah Barat, cukup mulus, meski sesekali perlu memperlambat laju kendaraan karena jalan rusak tergerus air.
Kondisi Candi Muara Takus, yang terdiri dari empat buah candi, cukup terawat dengan baik lingkungan di sekitar candi. Meski jumlah pengunjung tidak terlalu banyak di hari itu, para pengunjung nampak menikmati suasana candi dengan naik ke atas candi. Candi Muara Takus dominan berwarna merah, karena berbeda dengan candi-candi di Jawa ang dibangun dari batu kali, candi Muara Takus ini dibentuk dari susunan batu bata warna merah. Nama-nama dari keempat candi di kompleks Candi Muara Takus, yang bisa dibaca dari penjelasan yang dituliskan di masing-masing candi:
-
Candi Tua, yang merupakan bangunan terbesar dibanding dengan ke tiga candi yang lain yang berukuran 32,80 x 21,80 dan tingginya 8,50 meter terletak di kuadran Barat Laut halaman candi
- Candi Bungsu, berbentuk mirip Candi Tua hanya saja bagian atas berbentuk segi empat dengan ukuran 7,50 m x 16.28 m dengan ketinggian 6.20 meter.
- Candi Mahligai. Bangunannya dianggap relatif masih utuh dengan bentuk bujur sangkar 7 m x 7 m, terletak di sebelah Timur candi Bungsu, dengan bentuk bangunan stupa tinggi berbentuk menara dengan tinggi stupa mencapai 14 meter. Fungsi bangunan sebagai tempat prosesi ritual pemujaan
- Candi Palangka, terletak 3.85 meter di sebelah timur Candi Mahligai, yang berbentuk empat persegi berukuran 5,85 m x 6,60 meter dengan ketinggian 1.45 meter yang berfungsi sebagai tempat prosesi ritual pemujaan. Saat sebelum dipugar, bangunan terbenam sekitar 1 meter dan mulai dipukar pada tahun 1987-1989
Saat melakukan perjalanan pulang kembali ke Pekanbaru, kami sempat mampir juga di tikungan depan pintu gerbang masuk ke kompleks PLTA Koto Panjang, yang memungkinkan kami melihat bentuk sungai asli di hilir dari Bendungan, dan juga melihat bangunan bendungan yang tinggi kokoh perkasa. Sayang sekali, tempat untuk melihat panorama yang indah ini sangat kurang baik, hanya di depan pintu gerbang masuk ke kompleks PLTA. Akan sangat bagus kalau tempat ini dikelola dengan lebih baik lagi, dengan menyediakan tempat pariwisata khusus untuk melihat bangunan bendungan, untuk bisa memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih lengkap akan struktur bangunan bendungan, kegunaan bangunan dan juga kegunaan secara menyeluruh suatu bendungan serta hal-hal apa yang perlu dilakukan masyarakat sekita untuk ikut serta menjaga agar waduk bisa berfungsi dengan lebih baik.
Pendayagunaan sumber daya air yang banyak terdapat di tanah air kita untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, seharusnya lebih bisa diprioritaskan. Hal ini disebabkan karena keuntungan pemanfaatan sumber daya air dibanding dengan pemanfaatan sumber dauya lain masih lebih besar ditinjau dari segi ekonomi maupun keamanannya.
Semoga potensi-potensi yang ada di Riau bisa lebih diolah dengan lebih baik, untuk bisa membawa manfaat lebih bagi dunia pariwisata dan pendidikan anak bangsa.