Views: 55
Memiliki dua calon presiden yang hebat, dan mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk memilih salah satunya sesuai dengan pertimbangan dan nurani pribadi, adalah suatu hadiah istimewa bagi kita saat ini. Ini suatu anugerah yang luar biasa dari Tuhan yang sangat mencintai Indonesia.
Sedikit menengok dan membandingkan ke masa-masa sebelumnya, kondisi Pilpres tahun 2014 ini adalah situasi yang sangat amat indah, dimana kita memiliki dua orang calon presiden yang hebat semuanya, dan hanya dua setelah melewati proses seleksi alami. Dua orang calon yang memang dikehendaki, dan dianggap terbaik oleh sebagian besar rakyat Indonesia saat ini.
Siapapun yang terpilih nanti, ayo kita yakini akan menjadi presiden yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi lebih baik. Kedua calon memiliki kesungguhan yang kuat untuk menjadi presiden, kedua calon memiliki banyak kelebihan dan kehebatan yang diperlukan untuk menjadi presiden Indonesia saat ini, dan sangat menjanjikan Indonesia yang lebih baik dan lebih hebat.
Mari kita memilih untuk mensyukuri hal ini, untuk memilih yang terbaik menurut pertimbangan masing-masing sesuai dengan yang diyakininya sebagai calon terbaik diantara dua calon yang baik ini. Kita nikmati pesta demokrasi dengan penuh kegembiraan dalam merayakan perbedaan, dan menghormati pilihan orang lain.
Selain sama hebatnya di beberapa hal, dua orang calon presiden kali ini juga memiliki perbedaan-perbedaan yang menjadi ciri kehebatannya masing-masing. Kita tinggal memilih mana yang lebih cocok bagi kita sesuai gaya yang lebih kita inginkan.
Kita bisa memilih yang gagah dan pandai, yang pernah cemerlang prestasinya di masa lampau di bidangnya atau yang lebih sederhana dan lebih berpengalaman di pemerintahan.
Bagi saya sendiri, berdasarkan penuturan beberapa orang yang saya anggap bijak, dari buku yang pernah saya baca, pemimpin Indonesia yang baik saat ini adalah orang yang berani menampilkan diri sebagai yang tidak relevan, berada di dunia ini tanpa sesuatupun yang ditawarkan kecuali dirinya sendiri yang ringkih, yang memungkinkannya untuk masuk ke dalam kesetiakawanan yang mendalam dengan orang-orang yang mengalami kecemasan di balik gemerlapnya keberhasilan, dengan membawa cahaya cinta kasih.
Di setiap saat, disetiap titik waktu, berdiri sebagai diri yang ringkih apa adanya, rendah hati, terbuka untuk kasih dan siap membagikannya, terlepas dari hasil-hasil, dan tidak bisa mengandalkan lagi kepada apa yang sudah dicapainya di masa lalu. Tindakannya harus membawa penyembuhan, perdamaian, hidup baru dan harapan setiap saat. Pemimpin yang baik menghindarkan diri dari keinginan untuk menonjol seorang diri, menjadi hebat, menjadi bintang dan pahlawan.
Pemimpin yang baik seperti penggembala domba-domba dan memberi perhatian kepada mereka, bersedia mendengarkan dan melaksanakan keinginan yang baik dari para domba-dombanya. Bukan sebagai seorang manusia super yang tahu segala solusi dari masalah yang dihadapi domba-dombanya, tetapi sebagai saudara atau kawan yang ringkih yang mengenal dan dikenal, yang saling memberi perhatian dan diperhatikan, yang mengampuni dan menerima pengampunan, yang mencintai dan dicintai.
Kunci pemimpin yang baik adalah pelayanan, yang menunjukkan dirinya dipilih untuk membuat kasihnya sendiri yang sangat terbatas dan bersyarat menjadi pintu masuk ke dalam kasih Allah yang tak terbatas dan tanpa syarat.
Mari kita mensyukuri anugerah luar biasa dari Tuhan untuk Indonesia, dengan ikut aktif memilih, dan selalu siap untuk mendukung siapapun yang akan terpilih menjadi presiden, termasuk siap untuk dipimpin oleh presiden yang bukan pilihan kita sendiri. Persatuan Indonesia lebih penting dibanding siapa presidennya. Tuhan telah menuliskan presiden terbaik untuk kita, dan kita mensyukuri dengan berbagi semangat dan kebaikan untuk merayakannya.