Views: 614
Sering kali timbul pertanyaan saat berolah raga, apakah saya berolah raga terlalu ringan, sehingga tidak ada gunanya? Apakah saya berolah raga terlalu berat, sehingga malahan berbahaya bagi diri saya, ataukah saya olah raga pada intensitas yang tepat, sehingga membawa manfaat yang maksimal bagi tubuh dari kegiatan olah raga saya ini?
Salah satu ukuran untuk menentukan ketepatan intensitas kegiatan olah raga adalah denyut/detak jantung per menit atau heart rate per minutes. Untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan fisik, kita perlu malakukan intensitas olah raga yang tepat (tidak terlalu ringan, maupun tidak terlalu keras, sehingga terlalu cepat capek).
Ada suatu cara sederhana yang dilakukan untuk menentukan intensitas kegiatan fisik yang tepat tanpa mengukur detak jantung, misalnya ketika kita masih bisa berbicara atau bernyanyi dengan baik selagi berjalan,maka ini artinya kita masih melakukan kegiatan fisik yang terlalu ringan. atau kebalikannya kalau kita terlalu terengah-engah sehingga harus berhenti untuk mengambil nafas panjang, maka ini artinya kita melakukankegiatan olah raga terlalu keras.
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan heart rate ini:
- Heart rate adalah jumlah detak jantung per satuan waktu, biasanya dinyatakan dalam denyut per menit atau beats per minute (bpm). Detak jantung bervariasi,tergantung pada kebutuhan tubuh untuk menyerap Oksigen dan mengeluarkan CO2 dalam berbagai keadaan, misalnya saat olah raga atau tidur.
- Resting heart rate/Heart Rate Istirahat adalah jumlah detak jantung seseorang pada saat istirahat. Saat paling tepat untuk mengukur heart rate Istirahat ini adalah saat bangun tidur di pagi hari, sesudah tidur malam yang nyenyak . Angka kisaran heart rate istirahat antara 60 – 80 detak tiap menit . Resting heart rate biasanya semakin besar sejalan dengan pertambahan usia, dan biasanya seseorang yang banyak berolah raga memiliki detak jantung istirahat yang lebih rendah. Detak jantung istirahat/ Resting heart rate ini merupakan salah satu parameter untuk menentukan training target heart rate. Dari pengukuran yang saya lakukan pada diri saya pada hari Jum’at 17 Juni 2011,resting heart rate saya sebesar 60 bpm (Beats per minutes)
- Heart Rate Max = 220 – Usia. Contoh: Usia= 47 tahun, maka Heart Rate maximum = 220 – 47 = 173. Dan pedoman yang sering saya dengar dalam berolah raga, heart rate maksimal yang disarankan adalah 220-Usia-10%. Jadi dari hitungan, untuk usia 47 tahun, heart rate maksimul saat berolah raga 220-47=173 dan dikurangi 10% atau 173- 1/10*173=173-17 = 156
- Target Heart Rate (THR), atau Pelatihan Heart Rate, adalah rentang detak jantung yang diinginkan dicapai selama latihan aerobik yang memungkinkan jantung dan paru-paru seseorang untuk menerima manfaat paling banyak dari latihan. Kisaran teoritis ini bervariasi berdasarkan kondisi fisik seseorang, jenis kelamin, dan pelatihan sebelumnya. Di bawah ini adalah dua cara untuk menghitung seseorang Target Heart Rate. Dalam masing-masing metode, ada unsur yang disebut “intensitas” yang dinyatakan sebagai persentase. THR dapat dihitung dengan menggunakan kisaran 50% -85% intensitas. Namun, sangat penting untuk menurunkan suatu max HR akurat untuk memastikan perhitungan ini adalah bermakna . Dalam melakukan olah raga, sebaiknya kita lakukan berjenjang, sebagai contoh ketika kita baru saja memulai suatu kegiatan olah raga kembali setelah lama beristirahat, kita mulai dari target zone yang paling rendah (zone 50%) untuk kegiatan dalam beberapa minggu pertama. Setelah itu secara berjenjang naik ke target yang lebih tinggi (zone 75%). Dan sesudah 6 minggu atau lebih melakukan kegiatan olah raga yang rutin, naik ke target hearh rate zone 85% dari heart rate maksimal kita.
Sebagai contoh, seseorang yang berusia 47 tahun, maka Heart Rate maksimalnya adalah: 220-usia = 220-47 = 173 (umur 47, estimasi max HR sebagai 220 – umur):’
65% intensitas: (220 – (umur = 47)) * 0.65=173*0.65=112 bpm
85% intensitas: (220 – (umur = 47)) * 0,85=173*0.85=147 bpm
Paling aman kita memasang target olah raga kita di Aerobic Zone di antara 70%-80% dari maksimal Hearth Rate (220- Usia).
Metode Karvonen
Metode Karvonen menggunakan Resting Heart Rate (HR istirahat) untuk menghitung Target Heart Rate (THR):
THR = ((HR max – HR Israhat) ×% Intensitas) + HR istirahat
Contoh seseorang dengan maks HR 173 dan istirahat HR 60:
50% intensitas: ((173-60) × 0.50) + 60 = 113 * 0.50 + 60 = 56.50 + 60 = 116.50 bpm
85% intensitas: ((173-60) × 0.85) + 60 = 113 * 0.85 +60 =96.05 + 60 = 156.05 bpm
Metode Zoladz
Sebuah alternatif dengan metode Karvonen adalah metode Zoladz, yang berasal zona latihan dengan mengurangi nilai dari max HR. THR = HR max – Adjuster ± 5 bpm
- Zona 1 Adjuster = 50 bpm
- Zona 2 Adjuster = 40 bpm
- Zona 3 Adjuster = 30 bpm
- Zona 4 Adjuster = 20 bpm
- Zona 5 Adjuster = 10 bpm
Contoh untuk seseorang dengan maks HR 173:
- Zona 1 (latihan mudah): 173-50 + 5 → antara 118 – 128 bpm
- Zona 4 (latihan berat) : 173-20 + 5 → antara 148 – 158 bpm
Sumber:
- http://www.news-medical.net/health/Target-Heart-Rate-(Indonesian).aspx
- http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4736
- http://en.wikipedia.org/wiki/Heart_rate
- http://www.news-medical.net/health/Target-Heart-Rate-(Indonesian).aspx
Thanks mas Pambuka atas artikel yang ringkas, padat dan jelas untuk hidup lebih sehat.
Fotonipun punika foto panjenenganipun kangmas Fathoni……meski habis lari-lari ngeset kamera, tetap angkat tangan…
Salam SEHAT, NIKMAT, dan GAYA!
Model yang ada difotonay keren ….. 🙂
thanks ya,..
nice infoh