Views: 82
Jum’at, 28 November 2014 sore menumpang kereta api Bima, meninggalkan Jakarta setelah hujan disertai angin yang menumbangkan beberapa pohon di jalan protokol dan menyebabkan kemacetan. Tiba di Yogya sekitar jam satu dinihari, dan langsung tidur. Pagi, Sabtu 20 November 2014, jam setengah lima bangun, bersiap-siap dan mengeluarkan sepeda gowes menuju titik temu di tempat parkir restoran Paradiso di Jalan Wates.
Tiba di titik temu sekitar jam 05:30, dari kejauhan sudah nampak banyak teman-teman pesepeda sedang mengikuti briefing yang dipimpin bapak Bambang Setyanto, yang akan menjadi road master kegiatan bluXpit 2014 Gowes Bandung-Yogya 400 km dalam rangka memeriahkan dies natalis UGM ke 65, yang akan diselenggarakan 12-14 Desember 2014. Kegiatan hari ini adalah latihan bersama, sebagai persiapan bluXpit 2014.
Sekitar pukul 05:40, kami memulai perjalanan menyusuri jalan raya Yogya-Purworejo ke arah Barat Daya. Kota Wates kami lalui, dan di sekitar KM 30 dari titik awal restoran Paradiso, team yang berada di depan berhenti menunggu semua peserta, yang berjumlah lebih dari 20 pengayuh sepeda berkumpul kembali, sebagai bagian dari simulasi regrouping di sekitar KM 30. Setelah beritirahat sejenak sekitar 10 menit, kami kembali bersama-sama melanjutkan perjalanan menuju ke Pantai Congot, yang berjarak sekitar 2-3 kmi dari jalan raya Yogya-Purworejo. Dari endomondo yang terpasang di Lenovo, saat mencapai pantai Congot, menunjukkan jarak 48 km, atau sekitar 36 km dari titik temu pemberangkatan. Dan jarak 36 km tersebut kami temput sekitar 1 jam dan 45 menit.
Acara latihan kali ini selain sebagi ajang untuk persiapan fisik masing-masing peserta, sekaligus digunakan juga untuk latihan roadmaster untuk memimpin rombongan di group masing-masing. Di latihan kali ini dibagi menjadi 3 group. Di kelompok terdepan, team dipimpin oleh Romo Heri, kemudian group kedua dipimpin oleh dr Hariyanta, dan di group ketiga dipimpin oleh mas Joko Sumiyanto. Setiap peserta diminta untuk memilih sendiri group yang paling cocok dengan kekuatannya.
Pada etappe pertama mulai dari titik keberangkatan sampai titik regrouping, saya bergabung dalam group Mas Joko Sumiyanto, dan mulai dari titik regrouping sampai pantai Congot, dan lanjut ke Pantai Glagah, saya mencoba bergabung di group pertama yang dipimpin oleh Romo Heri, yang hampir semuanya menggunakan sepeda balap, road bike, yang berbeda dengan sepeda MTB yang saya naiki. Untuk jarak yang tidak begitu jauh dari mulai titik regrouping sampai ke pantai Congot dan lanjut ke Pantai Glagah, saya merasa masih bisa mengikuti, namun setelah pantai Glagah, baru terasa, tenaga lebih terkuras dibanding teman-teman satu group, sehingga saya memutuskan kembali bergabung dengan group mas Joko Sumiyanto yang konsisten di kecepatan jelajah sekitar 20 km/jam.
Bagi saya, latihan hari ini selain berguna untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri untuk menempuh jarak tempuh lebih dari 100 km, yang paling utama saya bisa tahu dan sadar, dimana saya akan menempatkan diri di kegiatan bluXpit 2014 nanti, dikelompok mana yang akan begabung, yaitu di kelompok yang bekecepatan rata-rata sekitar 20 km/jam. Dan jangan coba-coba gabung dengan kelompok road-bike yang berkecepatan rata-rata lebih dari 25km/jam. Bukan hanya sepedanya yang berbeda, dan bukan hanya ukuran roda yang berbeda, tapi yang utama memang kemampuan dan kekuatan saya berbeda dengan mereka yang sudah jauh lebih terlatih menggunakan roadbike.
Setelah sejenak beristirahat menikmati pantai Congot, bersama-sama kami melanjutkan perjalanan menyusuri jalan di tepi pantai Selatan, di daerah yang rencananya nanti akan menjadi bandara Yogya yang beru menuju ke pantai Glagah, dan terus berlanjut menuju Galur. Dan lengkaplah simulai latihan kami hari ini ketika hujan yang cukup deras menemani perjalanan kami. Terus melaju di tengah hujan di jalan Dandles menuju ke Galur. Dan saya sendiri jadi sadar perlunya membawa mantol tipis untuk melindungi diri dari air hujan, dan juga plastik untuk membungkus HP yang pagi itu hanya saya simpan di tas sepeda, lumayan sedikit agak lembab tanpa perlindungan plastik…
Bagi saya bersepeda di bawah curahan air hujan yang tidak begitu lebat, masih lebih nyaman di bandingkan dengan mengayuh di bawah panas terik matahari, yang pernah kami alami sebulan yang lalu, ketika mencoba simulasi bersepeda Yogya-Solo pp.
Sarapan pagi kami lakukan di beberapa tempat makan yang berbeda sesuai selera masing-masing di Galur, sebelum kali melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Yogya melalui kota Bantul menyusuri jalan Dandles. Perjalanan kembali ke Yogya kami jalani masih ditemani hujan, sampai di kota Yogya. Total jarak tempuh dari rumah, dan kembali ke rumah kembali di Nandan, sejauh 108 km.