Views: 349
Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang adalah dua tujuan wisata tertinggi di lereng Gunung Lawu. Cemoro Sewu berada di wilayah Jawa Timur dan Cemoro Kandang berada di wilayan Jawa Tengah.
Setelah dua minggu yang lalu kami gowes ke Candi Cetho yang berada di ketinggian =1496 mdpl di lereng gunung Lawu, hari Sabtu, 15 Agustus 2020 angin hasrat dan minat membawa lagi kami ke Gunung Lawu. Kali ini Gowes Cemoro Sewu.
Seperti dua minggu yang lalu, kami berangkat dari Yogya dalam dua kelompok besar. Satu kelompok berangkat Jum’at sore dan menginap di Tasikmadu di rumah keluarga dr. Bhirowo. Dan satu kelompok lain berangkat dari Yogya Sabtu pagi, 15 Agustus 2020 jam 4. Naik mobil mas Luddy berkursi Sultan ke Tasikmadu.
Peserta gowes kali ini jauh lebih banyak dari kegiatan sebelumnya. Bergabung teman-teman dari ABC, penggemar gowes dari Anesthesi UGM dan teman-teman Explore lebih banyak yang ikut serta juga.
Perjalanan bersepeda dimulai dari rumah dokter Bhirowo di Tasikmadu. Menuju ke Rumah Makan Indah Karang Pandang. Pilihannya lewat jalan raya Karanganyar-Karangpandan atau lewat jalan alternative yang relatif sejajar dengan jalan raya, namun lebih sepi. Kami memilih melewati jalur alternative yang lebih sepi.
Gowes dari Tasikmadu ke Rumah Makan Indah sejauh hampir 16.5 km melewati jalur hijau persawahan yang menyenangkan. Jalanan masih sepi dan sejuk. Ketinggian dari lokasi start (+100 mdpl) dan RM Indah (+450 mdpl). Jalan sedikit menanjak ramah. Perjalanan lewat juga warung teh, pos para pesepeda Karanganyar di dekat tugu di dekat jalan raya.
Etape berikutnya dari Rumah Makan Indah menuju ke Tawangmangu sejauh sekitar 13 km dengan beda elevasi yang lumayan asyik. Elevasi di Tawangmangu (+925mdpl). Kami melewati jalur jalan raya dengan tanjakan-tanjakan yang semuanya masih bersahabat untuk terus dikayuh dari atas sadel. Meskipun pelan-pelan yaaaa…
Rute yang melewati jalan raya ini, tetap indah untuk sesekali buat foto-foto. Pemandangan persawahan dan lekuk S jalan raya indah untuk dinikmati. Nah, seperti biasa, di etappe ini sudah mulai pating plencar, masing-masing gowes sesuai gowes nyamannya.
Tawangmangu adalah tujuan wisata yang ramai. Banyak tempat makan dan minum. Suasana di Tawangmangu sudah ramai dengan para penduduk setempat yang sedang belanja di pasar dan para wisatawan yang sudah mulai lalu lalang menikmati.
Pemberhentian di Tawangmangu yang sudah direncanakan untuk food dan drink loading, ternyata dilewatkan teman-teman. Hampir semua ternyata masih merasa segar, dan masih semangat membara meneruskan perjalanan. Mohon maaf teman-teman ABC dan dr. Bhir yang sudah merencanakan dengan baik.
Nah, etappe terakhir ini yang paling seru. Dari Tawangmangu menuju Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Jarak hanya sekitar 11 km, namun dengan beda elevasi sekitar 1000 meter. Elevasi Cemoro Kandang +1890 mdpl.
Perjalanan segmen ini semakin pating plencir, bener-bener tepisah-pisah satu sama lain. Bahkan ada satu teman yang memang paling kuat, dr. Hari yang memilih melalui jalur jalan lama melewati Gondosuli. Teman yang lain melewati jalur baru, yang relatif lebih nyaman untuk digowes.
Ternyata pilihan tidak melakukan istirahat dan mengisi tangki perut dengan makanan yang sudah disediakan teman-teman ABC dan dr. Bhirowo adalah keputusan yang tidak tepat. Paling tidak untuk saya sendiri. Sekitar 4 km kaki terasa lemas dan kurang tenaga Pas pula kebetulan sama sekali tidak sangu cemilan seperti biasa. Jadi sejak dari RM Indah bener-bener hanya minum. Terbayang roti dan pudding yang sudah disiapkan….Beruntung mas Luddy bawa coklat…Thanks mas.
Akhirnya berdua dengan Steven, kami mampir warung yang banyak sekali ada di pinggir jalan. Pesan makanan paling enak. Indomie rebus dengan telur. Dan akibatnya, kami tertinggal dari Bang Yos, teman kami yang paling sepuh, yang jalannya selalu pelan, tapi tak pernah berhenti. Nggak ada capeknya. Thimak-thimik berkelanjutan. Dan juga kami jadi jauh tertingga dari mas Luddy yang rajin memfoto dan memvideo.
Sepanjang perjalanan selepas Tawangmangu, banyak sekali warung di pinggir jalan dengan jenis jualan yang mirip-mirip. Hari itu hampir semua warung ramai pengunjung. Senang melihat geliat ekonomi kerakyatan. Semoga kami semua Tuhan lindungi. Diberi kesehatan dan kekuatan.
Selepas sikat Indomie, tenaga dan semangat kembali pulih untutk melanjutkan perjalanan. Apalagi di WAG sudah ada foto dr. Hari yang sudah sampai Cemoro Sewu. Jalan terus menanjak. Sesekali teman yang memakai gir belakang standard, memilih untuk menuntun sepeda. Berbeda dengan sepeda saya dengan gir belakang 50, semua tanjakan masih mampu saya lalui dari atas sadel.
Masih dalam perjalanan, menuju Cemoro Kandang, teman ABC yang mengendarai mobil memberi tahu teman yang sudah di atas ada yang langsung turun, dan teman-teman ABC yang loading menunggu di Cemoro Kandang.
Akhirnya kami tiba di Cemoro Kandang yang sangat ramai, termasuk teman-teman ABC yang memberikan dukungan. Suasana sudah seperti finish dan lama foto-foto di sini. Saya memilih untuk tidak mengayuh sepeda untuk perjaanan kembali ke Tasikmadu. Kurang nyaman bagi saya dengan turunan-turunan yang panjang.
Beberapa teman melanjutkan perjalanan ke Cemoro Sewu yang katanya hanya tinggal sekitar 500-700 meter. Tapi karena sepeda saya sudah naik mobil, ya sudah saya stop di Cemoro Kandang saja. Dan juga sebagian besar teman terus mengayuh sepedanya turun sampai Tasikmadu. Gowes bebas menyenangkan, masing-masing bebas memilih senyamannya.
Terima kasih untuk teman-teman Gowes : dr. Bhirowo, mas Tri Budi, Dimas, drg. Bayu, mas Anas, mas Sapto, mas Kusedi,Steven, dr. Wowok dan istri, bang Yos, Mas Hermawan dr. Hari, mas Luddy dan mas Indul. Dan terima kasih juga untuk pengawalan, bantuan loading kembali ke tasik Madu dan foto-foto dari dr. Iyo, dr. Uta, dr. Gesit, mbak Uci dan kawan-kawan ABC yang lain yang tidak hapal satu persatu.
Tentunya selalu terima kasih untuk dr. Bhirowo sekeluarga yang selalu menyediakan makanan istimewa, es buah segera dan thengleng dkk. Tak lupa adus gebyur di rumah dr, Bhirowo yang seger airnya.