Views: 64
Sabtu, 14 Juli 2018 jam enam pagi kami berangkat dari tempat kumpul di Dengung menuju sup empal bu Haryono di Muntilan. Gliyak-gliyak santai bersepeda melalui jalan raya Yogya-Semarang, dan sekitar jam tujuh pagi kami tiba di warung bu Haryono, dan langsung menikmati sup empal. Terima kasih mas Sutopo yang berulang tahun dan membayari kami semua. Selepas sarapan, kami sepakat untuk kembali ke Yogya melalui Dukun, Balerante tembus ke Pakem, atau menyusuri sisi barat punggung Gunung Merapi untuk tembus di sisi Selatannya. Ada dua hal yang menarik yang saya temui pagi itu yang tidak direncanakan, selain tentunya pemandangan dan hawa dingin yang nyaman di badan sepanjang perjalanan bersepeda. Dua hal yang ingin saya ceritakan kali ini, yang pertama adalah kebun Bunga Matahari di Dukun dan yang kedua adalah homestay rumah-rumah Joglo di Jalan Kaliurang Yogyakarta.
Yang
pertama kebun Bunga Matahari di Kecamatan Dukun. Saat kami melalui jalur menuju ke Dukun, di kiri jalan dalam perjalanan kami melihat satu rumah penduduk di halaman belakangnya penuh ditumbuhi tanaman bunga Matahari,dan sepakat kami berhenti, dan masuk ke kebon itu untuk menikmati dan berfoto-foto di tengah kebun, dan kami ditemui oleh ayah, ibu dan anak dari pemilik rumah dan pemilik kebun yang sangat antusias menceritakan tentang kebonnya. Mereka ikut berfoto dan membantu memfoto-foto kami. Sangat sederhana, karena kecintaanya pada tanaman mereka tekun membuat kebun bunga Matahari ini.
Yang kedua Homestay rumah-rumah Joglo. Saat mampir di Warung Ijo dalam perjalanan pulang kami bertemu mas Iswanto, teman kami bersepeda yang kebetulan bersepeda sendiri dari rumahnya dan mampir di Warung Ijo. Ngobrol sebentar, topik hari itu tentang rumah, dan sepakat kami akan mampir ke homestay mas Iswanto di jalan Kaliurang yang sedang dalam proses penyelesaian. Berlokasi tepat di depan kebon naga di jalan Kaliurang, dengan area sekitar dua ribu meter persegi, di bagian depan beruba bangunan rumah joglo untuk beautique batik, dan di bagian belakang ngantong terdiri dari empat rumah-rumah Joglo.
Kami masuk ke semua rumah-rumahnya, baik yang sudah jadi, maupun yang masih dalam proses penyelesaian. Mengagumkan, sangat unik dan cantik bangunan-bangunan kayu kuno yang berasal dari berbagai daerah di Jawa yang dirangkai-rangkai mas Is sendiri menjadi bangunan-bangunan yang unik dan antik. Mas Is bercerita bangunan-bangunan itu didapatkan dari beberapa daerah seperti dari Purwodadi, Pati, Klaten, Cepogo dan beberapa tempat lain. Dengan ketekunannya dirangkai-rangkai mas Is. “Saya senang kayu”, kata mas Is. Dan kesenangannya itu menghasilkan satu karya yang mengagumkan.
Luar biasa, dua contoh itu bagi saya memberi banyak pelajaran, terutama ketekunan dan cinta menghasilkan buah yang bukan hanya berguna bagi diri sendiri namun bisa dinikmati banyak orang. Selamat berkarya mas Is dan keluarga di Dukun, sampai lupa nggak bertanya siapa namanya…