Views: 72
Ikut event Gowes Merdeka Merapi 12 Agustus 2017? Apa istimewanya Gowes 125 km dari Yogyakarta yang berelevasi sekitar +100mdpl, naik sampai Selo di ketinggian sekitar +1576 mdpl, kemudian terus lanjut melewati Cepogo, Tulung, dan Klaten untuk kembali ke Yogya selama sekitar 10 jam?
Jalur Mengelilingi Gunung Merapi
Merapi Merbabu adalah dua buah gunung yang saling berdampingan di tengah pulau Jawa. Gunung Merbabu sudah tidak aktif lagi, sedangkan gunung Merapi merupakan gunung yang masih aktif, yang indah untuk dipandang bagi para pemburu keindahan alam.
Memandang Merbabu dan Merapi sepanjang perjalanan, akan merasakan pesona yang beragam bagi masing-masing orang. Saya melihat dua buah gunung itu seperti sepasang suami istri yang satu Merbabu seperti seorang istri yang tenang dan lembut dan ramah, yang terlihat dari sawah/ladang dan rumah-rumah yang nyaman bertengger di punggung Merbagu. Sedangkan Merapi seperti seorang suami yang gagah dan kokoh nampak dari guratan-guratan kekar berisi di punggung gunungnya, dengan “krowakan-krowakan” yang tak teratur di puncaknya.
Menatap pemukiman dan pertanian di punggung Merbabu di depan mata sambil sesekali menengok Merapi yang gagah di kanan kita. #theta360 – Spherical Image – RICOH THETA
Sepanjang perjalanan, jika cuaca cerah, mulai dari Yogyakarta pada ketinggan +100 mdpl, kita sudah bisa melihat Merapi yang gagah di kejauhan dari sisi Selatan, kemudian kita akan menyusuri sisi Barat Merapi dari kejauhan menuju Muntilan melewati jalan raya Yogyakarta-Semarang. Dari Muntilan, kita akan belok kanan ke arah Timur, untuk mulai mendaki dari sisi Barat Merapi Merbabu.
Dari pandangan kita dari atas sadel sepeda, posisi Merapi dan Merbabu akan berubah-ubah, kadang Merbabu di depan kiri kita, dan Merapi di kanan kita, kadang Merbabu berada tepat di depan kita dan Merapi agak di belakang kita. Hal ini terjadi karena jalan mendaki yang kita lalui berkelok-kelok mengikuti jalan yang terkenal dengan sebutan Jalur Wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB).
Puncak perjuangan panjang dari Yogya sepanjang sekitar 50 km, adalah di Selo yang memiliki ketinggian sekitar +1576 mdpl Selo terkenal sebagai titik awal untuk melakukan pendakian, baik bagi pendaki gunung Merbabu maupun gunung Merapi.
Selo adalah nama satu desa di kecamatan Selo, Boyolali dan berada di antara bawah kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Saat kita berada di Selo kita akan diberi oleh pemandangan yang menakjubkan, yaitu pemandangan gunung-gunung dan alam di bagian utara maupun di bagian selatan. Namun pesona ini biasanya tidak bisa sepenuhnya dinikmati saat kita tiba di Selo sekitar jam 12 siang, karena kabut biasanya sudah memeluk Merapi dan Merbabu.
Jika anda ingin menikmati pesona Merapi dan Merbabu sepenuhnya, sempatkan untuk khusus datang di tempat ini di pagi hari, atau menginap di Selo yang sudah banyak menyediakan homestay.
Tanjakan persis setelah checkdam dengan latar belakang penampakan Merapi #theta360 – Spherical Image – RICOH THETA
Selepas dam Sabo, jalan akan semakin menanjak, dan berbeda dengan tahun lalu, jalur ini sudah selesai pengerjaannya, jadi nyaman dan mulus.
Merapi dari Checkdam Jrakah – Spherical Image – RICOH THETA
Setelah makan siang di Selo, perjalanan bersepeda akan berlanjut menuju Yogyakarta dengan jalur dan kontur jalan yang jauh lebih ringan, dalam arti tidak memerlukan banyak tenaga untuk mengayuh, namun tantangannya adalah untuk lebih waspada dan berhati-hati serta kontrol kecepatan, karena jalan akan terus menurun, terutama di jalur Selo-Cepogo-Mliwis-Tulung, sebelum berlanjut ke Klaten dan kembali ke Yogyakarta.
Perjalanan ini adalah perjalanan di sela-sela antara Merbabu dan Merapi ke arah Timur, atau meninggalkan Merapi dan Merbabu di belakang kita, kemudian di Mliwis kita akan belok kanan menuju Tulung, dan lanjut ke Klaten menyusuri sisi Timur gunung Merapi. Segera sesudah makan siang, jalan akan turun tajam dan panjang, yang benar-benar perlu kontrol kecepatan dari awal, banyak melakukan pengereman-pengereman agar kecepatan selalu terjaga dan terkontrol. Di beberapa ruas, pekerjaan pengerasan jalan masih dilakukan.
Etape terakhir perjalanan kita adalah dari Klaten menuju Yogyakarta, atau berada di sisi Selatan gunung Merapi, akan melalui jalan raya Solo-Yogya yang sangat ramai, apalagi di hari Sabtu sore dimana kita akan melakukan kegiatan Gowes Merdeka Merapi kita. Para peserta dimohon benar-benar berjalan di tepi jalan, dan waspada terhadap keramaian lalu lintas.
Sabtu terakhir sebelum 17 Agustus
Setelah beberapa teman melakukan perjalanan pertama gowes keliling Merapi di tahun 2014, sejak penyelenggaraan pertama gowes massal bersama Gowes Merdeka Merapi pada tahun 2015, selalu dilakukan pada hari Sabtu terakhir sebelum tanggal 17 Agustus yang merupakan peringatan kemerdekaan RI.
Tujuan dari diadakannya pada hari Sabtu terakhir sebelum 17 Agustus adalah untuk lebih merasakan dan mengenang perjuangan para pahlawan Kemerdekaan kita dalam mewujutkan kemerdekaan RI dengan melakukan perjuangan sendiri bersepeda mengelilingi Merapi yang benar-benar memerlukan ketabahan dan daya juang yang tinggi.
Penghayatan dalam merayakan hari Merdeka itu akan lebih terasa, saat di perjalanan kita melihat secara langsung geliat dan semangat para penduduk di sepanjang jalan yang mempersiapkan peringatan kemerdekaan RI dengan memasang hiasan-hiasan merah putih, umbul-umbul dan bendera-bendera kecil dan besar di tepi jalan. Kadang kalau pas, kita akan melihat mereka sedang mempersiapkan acara peringatan.
Rencananya di Gowes Merdeka 12 Agustus 2017 ini kami akan bekerja sama juga dengan beberapa sekolah yang kita lewati, dengan melakukan program Charity kecil, memberikan makanan dan minuman sehat ke anak-anak dan buku/alat tulis jika uang yang terkumpul mencukupi untuk kegiatan ini.
Kami juga mengajak seluruh peserta untuk ikut berkontribusi dalam program Charity ini dengan memberikan sumbangan suka rela, baik saat melakukan pendaftaran kepesertaan dengan memberikan uang lebih, atau langsung mentransfer/memberikan ke kami.
Gowes Merdeka Merapi
Keistimewaan yang terakhir adalah penyelenggaraan Gowes Merdeka Merapi ini.
Kami yang mengkoordinir kegiatan Gowes Merdeka Merapi ini, terdiri dari beberapa orang yang masing-masing bukan pesepeda-pesepeda profesional, kami kumpulan beberapa orang biasa, yang kebetulan bertemu saat bersepeda, dan sering bersepeda bersama untuk menjelajah tempat-tempat baru dengan moto kami epic endurance cyling. Menikmati perjalanan jarak jauh yang memerlukan endurance, di lokasi-lokasi yang indah pemandangannya, yang selalu mengingatkan kami akan kemurahan dan berlimpahnya kasih Tuhan kepada kita, dan sekaligus mengingatkan kami untuk terus berusaha berbagi kegembiraan dengan teman lain.
Kami bersama memulai bersepeda dari jarak-jarak pendek, dan terus ingin melakukan perjalanan yang lebih menantang. Kami sendiripun tidak membayangkan sebelumnya bahwa kami mampu untuk menempuh rute keliling Merapi 125 km, dari Yogyakarta elevasi +100mdpl sampai elevasi tertinggi +1576 mdpl dan kembali lagi ke Yogyakarta. Awalnya kami melakukan latihan sedikit demi sedikit, mulai dari Yogya sampai Muntilan kemudian balik lagi ke Yogya, kemudian tahap berikutnya Yogya-Muntilan-Talun dan kemudian balik lagi ke Yogya dan seturusnya sampai akhirnya kami mampu untuk melakukan perjalanan keliling gunung Merapi ini. Berangkat dari pengalaman tersebut, sebagai orang-orang biasa, bukan pesepeda profesional, bahkan sebagian dari kami hanya sempat bersepeda saat akhir Minggu, karena bekerja di luar kota, kami tergugah untuk bisa mengajak lebih banyak lagi orang-orang biasa yang ingin berpetualang melalui jalur yang menantang, agar bisa merasakan kegembiraan, kebanggaan dan rasa bersyukur seperti yang kami rasakan.
Bergembira bersama, termasuk menuntun sepeda jika medan terlalu berat untuk menanjak, atau terlalu tajam turunannya, atau bahkan loading bersama naik mobil yang disediakan bila sudah lelah. Kita bersama menikmati keagungan Tuhan di alam terbuka dengan bersepeda…sak kuate dewe-dewe dengan hati gembira dan utamakan keselamatan.Perjalanan di jalur yang menantang dan panjang tersebut, yang pasti akan terasa sangat berat kalau dibayangkan..125 km, 10 jam, mendaki hampir 1500 m. Nah, jangan membayangkan seperti itu. Kami telah melakukan “riset” dan test-test dan survey beberapa kali, sehingga kami bisa membantu anda untuk melalui jalur epic endurance ini dengan nikmat dan gaya serta sehat.
Rute yang panjang dan menantang ini dibuat menjadi lebih nyaman dengan “memotong-motong” jalur perjalanan ini penjadi penggalan-penggalan kecil yang achievable, yang bisa dilalui relatif lebih mudah dibanding kalau kita harus menggowes terus menerus tanpa tentu kapan akan perlu berhenti/beristirahan. Para peserta rata-rata akan bersepeda sekitar 1 jam, dan akan segera menemukan tempat istirahat atau pitstop untuk menikmati minuman dan makanan kecil, terutama pisang untuk memulihkan tenaga kembali….pisang lagi, pisang lagi, 🙂
Jarak 125 km ini akan kita nikmati dengan membagi menjadi 8 ettappe, atau total ada 7 tempat pitstop, atau total menjadi 9 lokasi kita berkumpul dan beristirahat bersama termasuk lokasi start dan finish.
Bahkan, jika di perjalanan teman-teman merasa lelah, kami menyediakan mobil untuk melakukan loading. Jangan ragu untuk menggunakan mobil loading, anda sendiri yang tahu batas kemampuan anda di setiap titik, jangan memaksakan diri, semua bisa kita lakukan kembali di waktu lain dengan persiapan yang lebih baik.
Dan rancangan yang dibuat ini akan bisa lebih dinikmati jika para calon peserta bersedia mempersiapkan diri dengan berlatih sebelumnya.
Kami berusaha melayani anda, untuk bisa menikmati Gowes Merdeka Merapi ini dengan selamat dan menyenangkan sesuai dari pengalaman kami sebagai orang-orang biasa yang ingin melakukan gowes yang luar biasa.
Selamat menikmati. Tuhan memberkati kita semua.
Foto-foto Gowes Merdeka 2016 bisa dilihat di sini:
- Foto-foto Saat start di Hotel Alana
- Foto-foto selama perjalanan
- Foto-foto saat finish di Hotel Royal Ambarrukmo