Views: 51
Seru mendengarkan teman-teman membicarakan fenomena GO-JEK. Dan tulisan ini berdasar dari omong-omong dengan teman-teman pengguna GO-JEK, dan beberapa pengemudi GO-JEK yang pernah mengantar saya.
Ada yang seru bercerita telah menggunakan jasa GO-JEK untuk membelikan makanan di malam hari, dan mengantarkan makanannya sampai di apartemennya. Teman lain antusias bercerita melihat tukang GO-JEK masuk kantor, naik lift. Ada yang semangat cerita menggunakan jasa GO-JEK untuk mengambilkan barang-barangnya yang ketinggalan di rumah cucu untuk dibawa ke kantor.
Nggak bakalan ada cerita-cerita itu, dari kegiatan-kegiatan ojek sebelum ini. GO-JEK memang membuat perubahan, bukan sekedar ojek yang memboncengkan penumpang untuk mengantar ke tujuan yang diinginkan, tapi lebih dari itu.
Karena penasaran dengan cerita-cerita itu, saya mulai juga mencoba naik GO-JEK, dan ternyata para bapak GO-JEK, juga nggak kalah semangatnya berkisah tentang GO-JEKnya, bercerita tentang bagaimana bergabung dengan GO-JEK, apa persyaratannya, pelatihan safety ride yang diikutinya, kemudian cerita ketika mulai gabung GO-JEK, diberi uang jajan dan deposit di rekening bank, masing-masing seratus ribu rupiah ……. “uenak pak ikut GO-JEK”, kata salah seorang bapak GO-JEK yang saya gunakan. Bahkan tadi pagi bapak GO-JEK, meminta saya melihat dia mematikan aplikasinya, menyatakan sudah sampai tujuan, kemudian memamerkan depositnya di GGO-JEK yang sudah lebih dari satu juta rupiah….
Dan GO-JEK membuat banyak orang bersemangat…..antusias..!
Creative Destruction Technology
Dan..kalau membaca di Internet, bayangan saya ini adalah salah satu contoh dari creative destruction technology, satu istilah yang diperkenalkan oleh Joseph Schumpeter dalam bukunya yang berjudul “Capitalism, Socialism and Democracy” (1942).
“Creative destruction” terjadi saat sesuatu yang baru hadir, “membunuh” sesuatu yang sudah lama berjalan sebelumnya. Contoh yang sangat bagus yang sudah pernah kita rasakan adalah saat mulai munculnya kamera digital, yang dengan cepat “membunuh” kamera-kamera lama dengan segala keturunan proses-proses, bisnis dan keahlian-keahlian yang ada. Juga saat PC atau personal computer mulai muncul dimotori Intel dan Microsoft yang dengan cepat menggusur perusahaan mainframe. Saya sangat merasakan itu, ketika di awal tahun 1990an saya bekerja sebagai seorang system programmer pada mesin mainframe, yang waktu itu merasa sangat hebat, sakti mandraguna, dengan cepat profesi tersebut hilang di tempat saya bekerja, karena mainframenya sudah tidak ada lagi 🙂
Untuk fenomena creative destruction technology gojek ini lebih menarik. Si GO-JEK tidak serta merta akan “membunuh” profesi ojek, sebagaimana halnya saat terjadi perubahan dari jaman pertanian ke industrialisasi, ketika skill set yang diperlukan sangat berbeda.
GO-JEK sama sekali tidak menghilangkan skill set seorang tukang ojek, bahkan GO-JEK memperkaya seorang tukang ojek dengan skill set tambahan baru, yang akan membuat seorang tukang ojek menjadi lebih mumpuni, lebih tervitalisasi :).
Tambahan ilmu/kemampuan mengoperasikan gadget dengan aplikasi GO-JEK, dengan kemampuan mengendarai sepeda motor dengan lebih memperhatikan faktor-faktor keselamatan, dan kemampuan menempatkan customer sebagai raja, dengan keramahannya yang didapat lewat pelatihan.
GO-JEK, dengan menggunakan teknologi, mampu menemukan “demand” baru bagi seorang tukang ojek tradisional, dengan memperkaya jasa layanan yang bisa diberikannya, bukan hanya sekedar menggoncengkan penumpang dan mengantarkan dari titik awal ke tempat yang diinginkan, tapi dengan tambahan-tambahan jasa layanan baru, yang sekarang sudah bisa diberikan oleh GO-JEK, yaitu:
- membelikan minuman/makanan di restoran yang diinginkan dan mengantar ke tujuan yang diminta
- membelikan kebutuhan sehari-hari dan mengantarkannya
- mengantar barang dari satu lokasi ke lokasi lain
Paradigma-paradikma lama yang akan segera bergeser bagi seorang tukang ojek, antara lain, perlu pangkalan, perlu menunggu calon penumpang di tempat yang strategis, perlu berebutan dengan tukang ojek lain di lokasi pangkalan, atau yang sudah lebih bagus dengan cara antrian manual.
Dengan GO-JEK, seorang tukang ojek tidak perlu ngetem di pangkalan lagi, bisa bersiaga di manapun dia mau, bahkan bisa di kamar sambil bermain-main dengan anak istrinya atau mengerjakan kegiatan lain, sambil monitor ke Handphonenya untuk melihat tawaran/lelang calon penumpang dari system GO-JEKnya. Dan yang lebih meningkatkan penghasilan tukang ojek di GO-JEK adalah demand baru jasa layanan yang bisa diberikan dan akan digunakan oleh para pelanggan, selain “hanya” memboncengkan penumpang, mengantar dari satu tempat ke tempat lain.
Bagi penumpangpun GO-JEK merupakan pilihan yang menarik, karena dari manapun calon penumpang bisa melihat ojek-ojek yang ada di sekitar lokasinya melalui gadgetnya, kemudian bisa melakukan pemesanan, dengan segera tahu pasti berapa biayanya tanpa perlu tawar menawar, bahkan bisa memilih cara pembayarannya dengan cash atau dengan deposit Gojek.
Kemudian setelah mendapat konfirmasi dari GO-JEK, penumpang akan segera tahu siapa nama pengemudi GO-JEK, dan berapa nomor HPnya, serta berapa lama perkiraan ojek akan tiba di tempat penjemputan. Bukan hanya bisa tahu berapa lama perkiraan waktu, namun bisa secara langsung mengamati perjalanan tukang ojek yang akan menjemputnya, akan terlihat di layar, di peta yang mentractk perjalanan ojek yang akan menjemputnya, dari tempat asal ojek berada sampai titik dimana calon penumpang berada.
Menarik untuk mengamati bagaimana creative destructive technology ini merubah dunia per ojek an, dan lebih menarik lagi mengamati bagaimana para tukang ojek mensikapi hal ini.
Salam GO-JEK.
Referral code: 542664650