Views: 48
Setelah sebelumnya menyelesaikan gowes hari pertama Bandung-Banjar, bluXpit 2014 Gowes 400 km Bandung Jakarta Dies Natalis UGM 65 masih berlanjut.
Hari Sabtu, 13 Desember 2014, memasuki etappe ke dua Banjar-Purworejo, yang melalui kontur jalan yang relatif lebih bersahabat dibanding dengan Bandung-Banjar, ternyata belum bisa sepenuhnya saya taklukkan dengan sempurna. Di sekitar 40 km sebelum titik finish, saya memilih menaikkan sepeda ke pickup team penyapu dan saya sendiri naik ambulance (bukan karena sakit, tapi karena di ambulance tersedia tempat duduk yang nyaman)… Ora popo…
Hari kedua in memang jauh berbeda, siang hari terasa lelah, dan di malam hari, badan rasanya sudah kehilangan tenaga…lemas banget…Saat tidur beberapa kali mengalami kram, dan beberapa kali terbangun. Sampai pagi hari, di hari ketiga hari Minggu, 14 Desember, badan masih lemas banget. Makan pagi, untuk mengunyah nasi saja, seperti tidak bertenanga, lemes banget….uaneh…Tapi semangat untuk mencoba masih tetap menyala-nyala untuk menyelesaikan 70 km terakhir Purworejo-Yogya.
Perjalananku hari ke dua dimulai jam 05:00 pagi dari hotel Banjar Indah tempat saya menginap, kemudian mampir sebentar di Alun-alun Banjar, foto-foto di depan Masjid Agung Banjar yang sangat indah di pagi itu. Kemudian kami berkumpul di depan Polres Banjar sambil menunggu teman-teman lain yang menginap di hotel Mandiri.
Rombongan dari Banjar lebih banyak gowesernya, mendapat tambahan beberapa peserta baru yang baru bergabung dari kota ini, terutama teman-teman dari Waskita Karya.
Seperti biasa start dibagi dalam 3 tahap, kelompok cepat, kelompok sedang dan kelompok normal. Perjalanan tahap pertama dari Banjar menuju Majenang sangat nikmat, jalan sedikit rolling, naik turun nyaman dengan lalu lintas yang belum begitu ramai.
Regrouping di satu tempat makan sebelum masuk kota Majenang. Nikmat melahap sarapan soto ayam. Dan perjalanan berlanjut menuju Wangon. Ini jalur yang lumayan jauh, 47 km, tahapan yang paling panjang menuju regrouping berikutnya.
Dan ternyata memang panjang benar, melalui tanjakan-tanjakan yang panjang dan rasanya banyak benerr, meskipun tidak setajam tanjakan di Nagrek dan Malangbong. Di segment ini saya kembali tercecer dari rombongan besar, beberapa kali di dahului oleh teman-teman goweser, termasuk didahului oleh beberapa peserta putri…luar biasa para srikandi goweser ini. Sangat tangguh.
Pengalaman yang menarik adalah ketika melalui daerah yang bernama Lumbir. Saya belum tahu pasti, Lumbir ini nama salah satu kecamatan di Banyumas. Ya benar nama satu kecamatan, namun bagi saya pada pagi hari itu, Lumbir terasa satu propinsi panjangnya. Sepanjang perjalanan pagi itu, rasanya tulisan Lumbir tak ada habis-habisnya. Setiap kali membaca tulisan di pinggir jalan, Lumbir, Lumbir, Lumbir….nggak entek-entek..karena harapanku segera membaca tulisan Wangon :). Jarak memang menjadi sangat relatif, tergantung dari ketersediaan tenaga saat gowes 🙂
Puji Tuhan akhirnya masuk Wangon, dan masuk ke tempat regrouping istimewa di event ini, yaitu di rumah keluarga Mbak Isna Agung Prasetya. Ini menjadi satu-satunya tempat regrouping, tempat istirahat yang “ngomah”, yang “omahan”, yang ditungguin ayahnya mbak Isna dan ibunya mas Agung Prasetya yang sangat ramah menemani istirahat kami. Sayang, saya masuk di tempat regrouping istimewa ini agak lambat, terseok-seok bagian dari rombongan teraakhir, bahkan beberapa teman di rombongan depan sudah berangkat melanjutkan perjalanan, jadi kurang bisa mengabadikan hiruk pikuk, serunya istirahat di tempat ini, yang menyediakan aneka jajanan kampung dan buah mangga.
Berangkat dari Wangon sebagai bagian dari rombongan kecil terakhir dalam cuaca yang panas, menuju ke Buntu. Sampai simpang jalan yang memisahan jalur ke Purwokerto dan ke Buntu, hujan deras mengguyur. Sebentar memakai mantol, dan lanjut meneruskan perjalanan menuju Buntu, untuk makan siang di Buntu.
Luar biasa penyambutan teman Kagama Kebumen, yang berkumpul di pendopo rumah dinas Bupati Kebumen bersama wakil bupati Kebumen, yang pinter bernyanyi
Aneka dokumentasi: