Views: 61
Perjumpaan yang unik dari seorang IT Fellow, seorang ahli IT perminyakan yang sudah mulai bekerja di Chevron sejak tahun 1976 dengan sekitar seratus orang muda, mahasiswa-mahasiswi Politeknik Caltex Riau (PCR) yang rata-rata lahir sekitar tahun 1993 beserta para dosen pengajarnya. Perjumpaan seorang pekerja senior yang menyebut dirinya sebagai “digital immigrant” dan anak-anak muda yang disebutnya “digital native”. Perjumpaan seorang “sesepuh” yang sangat bersemangat membagikan ilmunya, dengan anak-anak muda yang sedang bergairah mencari jati dirinya. Ini yang terjadi pagi tadi di Auditorium PCR saat dilaksanakan Public Lecture yang disampaikan oleh Pak Jim Crompton dari Chevron dengan judul The Emerging World of The Digital Engineer.
Kegiatan public lecture yang dihadiri sekitar seratus anak muda, mahasiswa-mahasiswi PCR dan para dosennya, dan beberapa dosen dari perguruan tinggi lain di Pekanbaru, seperti dari Universitas Islam Negeri Pekanbaru dan dari STMIK/AMIK, berlangsung sangat menarik. Para mahasiswa-mahasiswi dan dosen, dengan penuh perhatian menyimak presentasi pak Jim yang penuh semangat meskipun sudah berusia lebih dari enam puluh tahun. Begitu juga dalam sesi tanya jawab, yang berlangsung sangat interaktif, beragam pertanyaan dari para mahasiswa, dosen dan Pak Ananda selaku moderator yang telah menjalankan tugas dengan baik menghidupkan suasana.
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari komitmen Chevron untuk selalu berkontribusi bagi lingkungannya, terutama bagi generasi muda, untuk bisa mendapatkan pencerahan dari orang-orang yang tepat, demikian salah satu hal yang disampaikan Pak Agus Wicaksono dalam sambutan pembukaannya mewakili management Chevron. Kegiatan serupa direncanakan akan dilakukan juga bagi mahasiswa-mahasiswi UI, ITB dan UGM melalui fasilitas video conference.
Pak Jim menyampaikan gambaran sejarah penemuan minyak yang unik dari orang-orang yang sangat “passion” dengan keyakinannya untuk menemukan sesuatu yang luar biasa. Berani melawan pendapat umum, untuk mewujudkan apa yang diimpikannya dari apa yang diyakininya.
Selanjutnya dengan sangat menarik pak Jim memberikan gambaran generasi muda saat ini, yang sudah melek digital sejak lahir, yang disebutnya sebagai “Digital native”, yang sangat berbeda dengan generasi dirinya. Anak-anak muda ini akan sangat besar potensi kontribusinya ke dunia, khususnya dunia perminyakan jika mereka diberi kesempatan sesuai dengan jati dirinya sebagai seorang digital native, baik dalam cara belajar maupun dalam bekerja, yang seharusnya jauh berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya yang melalui pengalaman tahapan berpindah dari proses kerja manual ke proses kerja digital.
Tipikal anak muda yang sangat mudah dilihat, betapa orang muda saat ini yang tidak bisa terlepaskan dari peralatan digital, memiliki kecenderungan-kecenderungan yang sangat berbeda dengan para pendahulunya, yang menganggap komunikasi harus instant, sangat intensif menggunkan media sosial, sangat cepat mencari informasi melalui google, dan bertindak secara multitasking. Akan sangat membosankan bagi anak muda ini, jika diminta belajar secara sequensial, duduk manis di dalam kelas mendengarkan ceramah-ceramah panjang lebar. Akan lebih menarik bagi anak muda ini, kalau perusahaan bisa menyediakan sarana belajar semacam film-film kecil di youtube. Akan lebih baik lagi, jika pola-pola pelatihan bagi mereka berupa game-game ,seperti halnya anak-anak muda yang sangat semangat bermain Angry Bird, dan untuk belajar proses-proses di dunia usaha, termasuk dunia perminyakan berupa game-game seperti itu, seperti proses simulai berupa permainan yang bisa dicoba-coba, bisa gagal, dan ulang lagi, seperti halnya game-game komputer.
Tantangan terbesar bagi anak muda saat ini untuk mematangkan diri dari seorang digital native menjadi seorang digital engineer adalah untuk membangun satu paket kompetensi dengan proses yang disebutnya T-shape expertise, dengan memiliki satu ilmu teknis yang mendalam dalam bidang yang ditekuni, serta meluas untuk bidang-bidang fungsional yang mendukungnya. Sebagai contoh sebagai seorang ahli IT, yang mendalami bidang-bidang keteknisan IT secara khusus, misalnya security, IP mobiliy, SOA apolication, atau network. Dan pada saat yang sama perlu mengembangkan diri untuk memahami hal-hal yang bersifat lateral, meluas untuk domain-domain bisnis yang akan didukungnya, misalnya pemahaman tentang proses produksi, proses pencarian minyak dan lain-lain. Begitu juga kebalikannya, untuk seorang ahli perminyakan, perlu mendalami secara tekun bidangnya secara khusus, misalnya bidang reservoir simulation, artificial lift unconventional dan lain-lain. Dan di saat yang sama perlu mengembangkan kemampuannya dalam bidang digital, dan teknologi informasi.
Saat menjawab pertanyaan seorang mahasiswa yang merasa galau dengan dirinya saat ini, bagaimana untuk menghadapi masa depannya, pak Jim mengatakan, bahwa hidup perlu terus belajar. Tidak ada kata selesai untuk belajar. Mahasiswa perlu menekuni bidang yang paling disukai saat ini secara mendalam dan sungguh-sungguh. Dan di waktu yang sama, perlu banyak bergaul dengan teman-teman dari bidang lain, untuk membangun jaringan pertemanan, sekaligus belajar memahami pandangan-pandangan, serta pengetahuan di bidang-bidang lain untuk memperluas wawasannya.
Ayo adik-adik, terus berani keluar dari “zone nyaman”, selalu berani menerima tantangan untuk menerima tugas baru, belajar hal baru, dan terus menggapai langit menggali dasar samudra ilmu pengetahuan melalui media apapun yang sudah sangat banyak tersedia di ujung jarimu. Tiada satu bataspun yang mampu membatasimu, kecuali dirimu sendiri.
Kegiatan di PCR diakhiri dengan foto bersama para dosen dan juga para mahasiswa, sambil terus melayani pertanyaan-pertanyaan para mahasiswa yang masih antusias untuk terus menimba ilmu dari Pak Jim. Perjalanan dari ruang auditorium PCR ke lobby depan dilakukan dengan berjalan berkeliling kampus dipandu Ibu Yohana, sekaligus menyaksikan karya mahasiswa/i Mekatronika yang sedang menggelar pameran hasil karya kuliahnya. Terima kasih kepada teman-teman dari PCR, Pak Dadang selaku direktur PCR berserta staff yang telah dengan sangat baik memberikan penjelasan secara singkat tentang PCR dan kegiatanya, serta Ibu Juni yang telah mengkoordinir kegiatan public lecture ini dengan sangat rapi.
Selamat belajar, terus berkarya untuk lebih bermakna bagi sesama.
(Dokumentasi foto kegiatan di facebook bisa dilihat di group Enabling Skill 2012)