Views: 458
Enabling Skill untuk Mahasiswa Indonesia – Langkah kecil memperbaiki kualitas pemimpin masa depan
“EQ yang tinggi akan membantu seseorang dalam membangun relasi sosial dalam lingkungan keluarga, kantor, bisnis, maupun sosial. Bagi seorang manajer, kecerdasan emosional merupakan syarat mutlak. Lagi-lagi amat disayangkan, pendidikan kita miskin konsep dalam membantu mengembangkan EQ, bagi siswa maupun mahasiswa. Pelatihan EQ ini amat penting guna menumbuhkan iklim dialogis, demokratis, dan partisipatif karena semua menuntut adanya kedewasaan emosional dalam memahami dan menerima perbedaan. Pluralitas etnis, agama, dan budaya akan menjadi sumber konflik laten jika tidak disertai tumbuhnya budaya dialogis dan sikap empati”. Demikian Komaruddin Hidayat Direktur Program Pascasarjana UIN Jakarta/Pembina Sekolah Madania menuliskan dalam artikelnya di Harian Kompas pada hari Selasa, 23 Pebruari 2005 yang berjudul “Jabatan Tinggi, EQ Rendah?”
Berangkat dari keprihatinan yang sama dengan bapak Komaruddin tersebut dan keinginan untuk melakukan perbaikan generasi muda di masa mendatang melalui dunia pendidikan, pada pertengahan tahun 2000 beberapa orang praktisi yang bekerja di bidang perminyakan di kota Pekanbaru mempersiapkan, menyusun dan memberikan mata kuliah baru, yang disebut Enabling Skill di Jurusan Teknik Informatika IAIN Susqa Pekanbaru, sebelum berubah statusnya sekarang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Mata Kuliah Enabling Skill ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan softskillnya dalam menghadapi perubahan global.
Dengan dibekalinya materi pelajaran enabling-skill yang disusun untuk mengembangkan kemampuan di bidang soft-skill, disertai dengan kemampuan intelektual, aplikasi terapan, dan akhlak mulia, lulusan jurusan Teknik Informatika IAIN Susqa Pekanbaru diharapkan mampu bersaing pada era globalisasi di millenium ketiga.
Secara lebih spesifik setelah mengikuti mata kuliah enabling skill ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
- Memperluas wawasan dengan memahami sumber penyebab perubahan global, dampaknya, serta budaya kerja transformasional.
- Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan, bagaimana mengelola perubahan, kapan harus berubah, tahapan psikologis dalam proses perubahan, serta bagaimana menyikapinya.
- Mampu mengembangkan pribadi, efektivitasnya dan bekerjasama dengan orang lain melalui pengalaman yang didapat dalam berbagai kegiatan, permainan serta diskusi dalam pelatihan di alam terbuka (outbound).
- Memahami serta memaksimalkan potensi, komitmen, dan rasa percaya diri.
- Menjadi pribadi yang berprinsip dan bertata-nilai sehingga menjadi pribadi yang layak dipercaya, saling percaya, proaktif, dan mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan perubahan.
- Membekali mahasiswa untuk dapat belajar dengan benar, dengan upaya yang normal untuk mencapai hasil yang maksimal/mengesankan
- Menjadi mahasiswa yang siap menangani berbagai situasi hubungan/interaksi dengan orang lain.
- Memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa aspek kecerdasan emosional (emotional quotion) penting dalam proses pendewasaan diri.
- Memahami pentingnya panutan (role model) dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan.
- Memahami kemampuan berinovasi yang merupakan salah satu faktor penentu dalam persaingan global dewasa ini.
- Mengajak mahasiswa untuk mengenali pentingnya etika kerja dalam organisasi maupun dunia usaha.
- Memberikan pembekalan kepada mahasiswa dalam mempraktekkan kepemimpinan transformasional pada organisasi ataupun industri.
- Membekali dan membantu mahasiswa untuk mampu mengadakan pertemuan dan ikut serta dalam pertemuan secara efektif sehingga tujuan pertemuan akan tercapai
- Membekali dan membantu mahasiswa untuk mampu mempersiapkan dan melakukan presentasi secara efektif sehingga tujuan presentasi akan tercapai
- Memberikan pembekalan kepada mahasiswa konsep pelaksanaan dalam mempraktekkan kepemimpinan masa depan pada organisasi ataupun dunia usaha.
- Membekali mahasiswa dengan pengetahuan kewira-usahaan (entrepreneurship), supaya mahasiswa menyadari bahwa tujuan akhir dari perkuliahan tidak harus mencari pekerjaan tetapi juga mengembangkan minat dan bakatnya untuk bahkan menciptakan peluang untuk berwira-usaha.
Pelaksanaan perkuliahan dimulai dengan kegiatan pelatihan di alam terbuka (outbound) selama satu hari penuh atau 8 jam pelajaran, dengan topik utama Transformational Behaviour, yang berupa aktivitas luar ruang atau alam bebas untuk melakukan Experiential Learning guna menyampaikan suatu materi yang abstrak seperti Pengembangan Pribadi (Personal Effectiveness) yang akan melibatkan interaksi yang tinggi antara akal, perasaan, dan kesadaran yang dapat meningkatkan dorongan mahasiwa untuk terus mau belajar.
Melalui pengalaman yang didapat dalam berbagai kegiatan, permainan serta diskusi, para mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan pribadi, efektivitasnya dan bekerjasama dengan orang lain dalam menghadapi dunia yang selalu berubah. Pencapaian yang direncanakan ini dilalui melalui kegiatan de-briefing dan diskusi langsung dari setiap permainan yang dialami dan experiential-learning atau active-learning yaitu metoda yang didasarkan kepada keyakinan bahwa orang akan mencapai hasil maksimal bila mereka melakukan dengan mengalaminya sendiri, dan kemudian merefleksikannya.
Kegiatan belajar dilanjutkan dengan kegiatan tatap muka di dalam kelas untuk mendiskusikan materi-materi sebagai berikut:
- Perubahan Global: Tantangan Masa Depan, dengan tujuan membekali dan membantu mahasiswa untuk memperluas wawasan dengan memahami sumber penyebab perubahan global, dampaknya, serta budaya kerja transformasional. Perubahan global adalah perubahan lingkungan yang menyeluruh, baik perubahan eksternal maupun internal yang berakibat pada adanya perubahan kontekstual dari tatanan lama menuju tatanan baru. Selain mendiskusikan faktor-faktor perubahan global dan penyebabnya, juga didiskusikan tantangan masa depan dan penyesuaian yang diperlukan dan dampak perubahan
- Mengelola dan menyikapi perubahan, dengan tujuan membekali dan membantu mahasiswa untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan, bagaimana mengelola perubahan, kapan harus berubah, tahapan psikologis dalam proses perubahan, serta bagaimana menyikapinya
- Personal Power (Potensi Diri). Setelah memahami adanya perubahan global dan menyadari pentingnya mengelola dan menyikapi perubahan, materi beriktunya adalah untuk membentuk karakter baru yang diperlukan dalam perubahan yang terjadi, yang meliputi potensi diri untuk membekali dan membantu mahasiswa memahami serta memaksimalkan potensi, komitmen, dan rasa percaya diri. Setiap manusia mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Agar berhasil, mahasiswa perlu mengetahui potensi dirinya untuk selanjutnya mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, yang secara detail: mempelajari mempelajari dan memahami Kecerdasan Emosional (EQ), bagian-bagiannya dan mengapa EQ lebih penting dari Kecerdasan Intelektual (IQ), mempraktekkan EQ, dan memahami pentingnya etika bisnis di tempat kerja, mempelajari dan memahami apa yang dimaksud dengan harga diri (self-esteem), siapa diri kita, bagaimana orang lain mempersepsikan diri kita, serta mengetahui kemana tujuan hidup kita. Mempelajari dan memahami bagaimana meningkatkan penampilan yang prima, merubah tingkah laku yang tidak diinginkan, meningkatkan kepuasan dalam belajar/bekerja, menemukan kekuatan dengan berfikir positif, dan menempatkan diri di dalam tim.
- Dan materi terakhir yang diberikan adalah alat-alat bantu yang diperlukan dalam praktek kehidupannya sehari-hari nanti yang meliputi materi “Menjadi Mahasiswa Yang Inovatif”, “7 Kebiasaan: Menjadi manusia yang efektif”, “Quantum Learning”, “Presentation skill”, “Communication Skill”, “Enlightened Leadership”, “Entrepreneurship”, “Role Model” (yang dikemas dalam kegiatan seminar dengan mengundang para praktisi wira usaha yang sudah berhasil di daerah Riau), “Melakukan pertemuan yang baik”, dan masih banyak materi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa paling dirasakan pada saat diberikan perkuliahan tsb, dan juga beberapa panduan-panduan praktis yang diperlukan.
Saat ini Materi kuliah enabling skill sudah diimplementasikan di satu fakultas di Universitas Islam Negeri (UIN) Susqa Pekanbaru, yakni Fakultas Sains & Teknologi, dan di semua jurusan di Politeknik Caltex Riau yang diyakini akan mampu memberikan warna yang lebih baik bagi generasi pemimpin kita di masa mendatang.
Pekanbaru, Maret 2005.
( Oleh: Bambang Sudarno, Herry Ginanjar, Pambuka Vita Adi *) pencinta / praktisi pendidikan dan fasilitator Enabling Skill di Pekanbaru)