Views: 75
Belum pernah saya dengar satu nama, Stasiun Gumilir. Nama yang baru saya dengar ketika saya diskusi dengan petugas resepsionis hotel @Hom Premier Cilacap. Saat saya menyampaikan akan naik kereta api ke Purwokerto dari Cilacap, dan minta tolong untuk mengantarkan ke stasiun Cilacap kota, petugas hotel menawarkan stasiun yang lebih dekat dengan hotel, Stasiun Gumilir.
Minggu, 7 Juni 2015 siang, sesudah menyelesaikan kegiatan gowes dua hari, Yogya-Cilacap pada hari sebelumnya, dan gowes di pulau Nusakambangan pagi harinya, saya diantar petugas hotel ke Stasiun Gumilir, yang memang benar sangat dekat dengan hotel.
Kesan pertama melihat bangunan stasiun Gumilir, adalah kesan seperti melihat bangunan kecil di padang rumput di film-film koboi jaman dulu. Kecil, rapi dan bersih. Saat saya tiba, stasiun Gumilir masih kosong blong, karena saya sampai stasiun dua jam sebelum jadwal keberangkatan kereta api.
Satu bangunan kecil dengan lorong di tengah berisi bangku-bangku menghadap ke loket yang tutup. Lantai putih bersih. Lantai dan bangku masih agak basah karena baru saja di pel dan dilap. Berjalan masuk ke lorong tempat menunggu penumpang, yang kira-kira hanya berukuran 5×5 meter, terasa masuk ke ruang tunggu rumah sakit, karena putih dan bersihnya.
Di seberang, tampak barisan batang-batang baja, rel-rel kereta api yang rapi dan bersih dari alang-alang yang biasa saya lihat jaman dulu di stasiun-stasiun kecil. Berjalan beberapa langkah melalui lorong ruang tunggu, keluar sampai selasar stasiun, terlihat dua orang bapak, satu orang bapak muda dan satu orang bapak yang lebih berumur sedang mengepel selasar.
Ketika saya bertanya, bapak yang lebih tua dengan sangat antusias dan semangat menjawab dan menerangkan segala yang saya tanyakan, sambil terus bekerja dengan sangat semangat. Wajahnya terlihat sangat energik dan penuh gairah bekerja.
Beberapa saat kemudian, berdatangan para calon penumpang kereta api dan pengantarnya, dengan tertib duduk di bangku-bangku yang disediakan. Dan kemudian datang tiga orang petugas berbaju putih bercelana gelap, biru kalau nggak salah. Datang untuk memeriksa karcil penumpang, mencocokkan dengan kartu identitas penumpang, kemudian menstempel tiket penumpang. Dan menariknya para petugas ini, mengikuti arahan dari bapak yang tadi mengepel lantai yang pertama kali saya jumpai. Bapak ini yang menunjukkan dimana melakukan pemeriksaan, kemudian memanggil para penumpang, bahkan menunjukkan kepada para petugas berbaju putih bersih, dimana stempel harus di capkan. Luar biasa. Bayangan saya, bapak ini adalah petugas kebersihan senior di stasiun Gumilir, dan selalu penuh perhatian dan senantiasa semangat membantu proses apapun di stasiun Gumilir ini. Dan para petugas berbaju putih bersih ini datang dari stasiun Cilacap kota, yang hanya sewaktu-waktu, atau malah mungkin baru pertama kali datang ke stasiun Gumilir.
Saat kereta api hambir tiba, bapak petugas kebersihan yang satu ini, dengan sigap mengatur tangga-tangga yang akan digunakan untuk naik ke kereta api, dan ketika kereta api tiba, bapak yang satu ini kembali dengan sikap mengepaskan posisi tangga di pintu kereta dan membantu para penumpang, naik ke kereta api.
Saya sangat kagum dengan semangat dan dedikasi bapak petugas kebersihan stasiun Gumilir ini. Dia melakukan pekerjaannya dengan riang gembira, melebihi kapasitas dan deliverable yang diharapkan. Saya tidak tahu pasti, ini karena memang sifat bapak ini begitu adanya, atau karena motivasi yang diterimanya dari para pimpinan Kereta Api. Top dah…senang melihatnya.
Semoga bapak senantiasa diparingi kesehatan, berkat yang melimpah dari Tuhan. Saya sangat berterima kasih atas teladan bapak.