Views: 79
Memikirkan dan mempersiapkan yang terbaik bagi para peserta gowes dalam suatu event merupakan satu tantangan yang menyenangkan, dimana kita perlu mengenal jalur yang akan dilalui, memperkirakan tingkat kekuatan peserta yang beragam, dan merancang sebaik-baiknya segala sesuatunya, termasuk rute dan petunjuk di jalan, tempat-tempat istirahat, tempat-tempat untuk foto-foto serta memberikan gambaran ringkas yang bisa dibaca dan dipelajari oleh para calon peserta.
Para peserta diharapkan sudah bisa membayangkan apa yang akan dialaminya sebelum melakukan kegiatan di hari H, agar bisa mempersiapkan diri sesuai dengan kebutuhannya, menyesuaikan dengan gambaran situasi yang sudah diberikan
Dua minggu menjelang hari H, 3 April 2016 penyelenggaraan Le Tour de Anesthesia 2016, kembali bersama beberapa teman melakukan survey ke calon jalur event tahunan para dokter spesialis Antesthesia ini.
Survey kali ini sekaligus bagian dari merayakan ulang tahun salah satu teman kami, mbak Noer, yang pas ultah… 🙂 Dan survey kali ini menggunakan dua buah mobil, dengan fokus survey untuk menentukan tempat-tempat regrouping, dan merencanakan proses dokumentasi untuk mendapatkan gambar-gambar di tempat-tempat yang menarik.
Gambaran ringkas jalur Le Tour de Anesthesia 2016:
- Jarak tempuh sekitar 62 km di daerah Yogya bagian Timur/Selatan yang indah pemandangannya
- Direncanakan Start dari Hotel Ambarukma, dan finish direncanakan di RS dr Sardjito UGM Yogyakarta
- Keistimewaan jalur ini:
- Tanjakan-tanjakan yang menantang, yang dimulai dari Tanjakan Patuk di jalan Wonosari yang lumayan ramai lalu lintasnya, kemudian tanjakan-tanjakan antara Pathuk dan Serut di jalur yang hijau rindang dan sepi lalu lintas umum,
- Jalur yang rindang hijau, pemandangan gunung api purba Nglanggeran dan sawah-sawah menghijau di sepanjang Patuk-Serut
- Bonus turunan setelah tanjakan-tanjakan diteruskan dengan jalur datar sampai jalan raya Solo Yogya, dengan variasi melalui jalan di dalam perumahan pedesaan dan sawah-sawah
- dan ditutup dengan jalur jalan raya Solo-Yogya yang relative panas dan rame lalu lintasnya.
Teman-teman yang merancang kegiatan, yang kali ini dipimpin oleh dr. Sudadi dan dr. Bhirowo, akan semaksimal mungkin mengusahakan agar para peserta bisa menikmati jalur yang menantang dan indah ini. Para peserta diatur sedemikain rupa agar menikmati perjalanan dengan nyaman, karena kalau terburu-buru ingin menyelesaikan perjalanan, hanya akan mendapat capeknya, padahal yang utama perlu dinikmati dalam event epic endurance cycling ini adalah indahnya pemandangan di sepanjang perjalanan.
Perjalanan peserta akan dibagi dalam beberapa tahapan, dengan titik-tik tempat istirahat yang ditentukan agar pas, dimana memang diperkirakan para peserta akan perlu istirahat, sekaligus dalam perencanaannya sudah ditentukan beberapa titik-titik yang tepat untuk pengambilan gambar, baik pengambilan gambar foto, pengambilan video dari darat, dan pengambilan gambar video dengan drone.
Rancangan pembagian etappe perjalanan untuk event ini, yang masih terus akan digodog teman-teman yang memikirkan hal ini:
Etappe 1 (Hotel Ambarukmo-Patuk) – 16 KM
Berangkat dari hotel Ambarukmo, lusus ke Timur melalui jalan ke arah Solo, dan belok ke kanan (Selatan di Janti), langsung naik ke jembatan layang sampai ke perempatanjalan ke arah Wonosari. Hari ini jalur lambat di ringroad Selatan ini masih diperbaiki, dan jika perbaikan belum selesai di hari H, para peserta perlu ekstra hati-hati karena akan melalui jalur cepat bercampur dengan motor dan mobil.
Perjalanan akan terus berlanjut menyusuri jalan Wonosari yang kemungkinan sudah lumayan rame di pagi hari, awalnya datar-data saja. Malahan sedikiiiit agak menurun sepanjang kurang lebih 9 km melewati Pasar Piyungan.
Nah, begitu ketemu jembatan selepas Pasar Piyungan, tanjakan-tanjakan tajam Patuk siap untuk didaki. Dengan jalan yang berliku-liku, namun terus konsisten menanjak dengan jarak sekitar 3 km, jarak sedekat itu memiliki perbedaaan elevasi sekitar 200m. Di segmen ini, para peserta akan melalui batas masuk ke kabupaten Gunung Kidul, teman teman dokumentasi akan ssudah siap sedia mendokumentasikan ngos-ngosan seluruh peserta. Tetap bergaya yaaaa.. 🙂
Lumayan …..Menyenangkan Setiba di puncak tanjakan di depan kantor polisi, para peserta akan berhenti beristirahat beberapa saat sebagai tempat regrouping, serta minum.
Ini merupakan tanjakan yang paling menantang di sepanjang jalur kita ini.
Etappe 2 (Patuk – Simpang Nglanggeran) – 8 KM
Selepas dari ettape 1, jalur yang kemungkianan akan lumayan tergangu dengan kendaraan umum, terutama bus dan truk yang mengerang-erang menapaki tanjakan dengan asap yang agak menyesakkan, setelah istirahat sejenak di pemberhentian pertama, rombongan akan belok kiri di depan kantor polisi, masuk ke jalan kearah gunung api Purba Nglanggeran yang rindang dengan pepohonan, jalan mulus dan sepi dari kendaraan umum.
Perjalanan akan terus berlanjut dengan rolling-rolling yang menyenangkan, dan sesekali perlu memakai gigi paling ringan untuk menaklukkan tanjakan , Tanjakan-tanjakan dengan panjang sekitar 3 km, akan dimulai kira-kira 2KM dari tempat pemberhentian di Patuk sampai kira-kira KM5.
Sekitar 7 km dari Simpang Pathuk, beberapa saat sebelum mencapai Simpang Nglanggeran, di daerah yang banyak tower-tower, tim dokumentasi/juru foto akan siap sedia di lokasi untuk mendokumentasikan para peserta, berfoto menikmati pemandangan lembah dengan bukit dibelakang lembah, dan di kejauhan tampak Gunung Merapi dan satu gunung lagi, mungkin gunung Sindoro.(Semoga saat hari H cuaca bagus dan dua gunung tersebut bisa nampak menghiasi pandangan kita).
Setelah foto sejenak, peserta terus melanjugkan gowesannya, kira-kira 8 km dari simpang Patuk sampai di Simpang Nglanggeran, satu perempatan jalan Ke kiri ke arah Sendang Sri NIngsih, ke Kanan ke arah GUnung Api Purba.
Etappe 3 (Simpang Nglanggeran-Serut/Ngandong) – 10 KM
Dari perempatan jalan tersebut peserta akan mengambil jalan lurus ke arah Klaten. Ini etappe yang paling menawan pemandangannya. Jalan masih diwarnai rolling-rolling yang dengan tanjakan yang tajam, namun secara keseluruhan sudah mulai menurun.Selepas dari persimpangan jalan tersebut kita akan menemui batu-batu besar bekas gunung berapi di sisi kiri dan kanan jalan. Luangkan waktu untuk berfoto. Selanjutnya sisi kiri dan kanan jalan akan penuh dihiasi sawah, dan di sisi akan tampak bukit batu, gunung api purba Nglanggeran yang tampak gagah kokoh di kejauhan. Foto lagi di sini yaaa…. Kembali tim dokumentasi/juru foto akan standby di tempat ini untuk mendokumentasikan para peserta, dan tentunya para pesertapun bebas untuk berfoto-foto sendiri sesuai selera…sekali lagi…nikmati alam sekitar yang peserta lewati, jangan tergesa-gesa ingin menyelesaikan perjalanan.
Perhatikan di etappe ini ada satu persimpangan jalan, dimana peserta akan diarahkan belok ke kiri. Tanda-tanda di perjalanan direncanakan akan dipasang untuk mempermudah para peserta melalui rute kita.
Di etappe ini akan ditemui tanjakan-tanjakan tajam sekitar 4 buah tanjakan, yang benar-benar memerlukan tenaga para peserta, namun kondisinya jauh lebih ringan dibanding tanjakan di Pathuk, karena jalannya sepi dari arus kendaraan lain, dan rindang pepohonan di kiri dan kanan jalan. Sangat menyenangkan.
Di antara tanjakan-tanjakan tersebut, para peserta akan menemui tanjakan yang tiba-tiba nongol di depan setelah jalan datar yang melenakan, dan kalau terlambat mengganti gigi, siap-siap saja untuk menuntun di tengah tanjakan….dan tidak perlu malu yaaaa 🙂
Di pertengahan etappe ini, di sekitar puncak tanjakan sebelum jalan menurun terus (kira-kira setelah gereja), direncanakan akan disediakan tempat untuk istirahat sejenak dan disediakan minuman dan makanan kecil.
Nah, setelah melalui jalan naik turun kecil, akhirnya akan ketemu tanjakan tajam double, menanjak tajam, rata sedikit langsung menanjak lagi. Ini tanjakan terakhir, dan jalan selanjutnya akan terus turun tajam ke bawah sampai Desa Ngandong Serut.
Etappe 4 (Serut/Ngandong – Prambanan) – 13 KM
Hamparan sawah terus menghiasi kiri dan kanan jalan, dengan kondisi jalan yang datar, mulus, dan sesekali menembus rumah-rumah di pedesaan, salah satunya melewati desa Ganti Warno, sampai menyeberang di bawah rel KA Solo Yogya dan tembus ke jalan Solo-Yogya di sebelah timur pabrik Susu SGM, kira-kira 4 km dari Prambanan. Terus melaju menuju Prambanan melewati jalan Solo-Yogya, dan direncakan para peserta akan kembali regrouping, berhenti bersama di Prambanan ini.
Etappe 5 (Prambanan- RS dr. Sardjito Yogyakarta) – 15 KM
Etappe terakhir Prambanan sampai lokasi finish di RS dr. Sardjito sejauh kira-kira 15 km melalui jalan raya Solo-Yogya yang akan cukup padat lalu lintasnya. Rombongan diharapkan bisa terus bergerak bersama dengan tertip dan rapi menjaga keselamatan bersama dan tetap menjaga kelancaran lalu lintas jalan raya.
Usulan bagi teman-teman yang menangani urusan dokumentasi:
- Titik-titik pengambilan foto dan video dari darat, dimana juru foto akan nongkrong diam untuk memfoto seluruh peserta:
- Tempat start di Hotel Ambarukma
- Gapura masuk Kabupaten Gunung Kidul denganlatar belakang tulisan Gunung Kidul
- Puncak sebelum gunung api Purba Nglanggeran, dengan latar belakang lembah dan bukit-bukit serta gunung Merapi dan Gunung Sindoro di kejauhan (semoga saat hari H cuaca bagus dan gunung Merapi dan Sindoro bisa terlihat jelas indah)
- Belakang gunung api Purba, dengan latar belakang sawah dan batu-batu besar dan punggung gunung api Purba Nglanggeran di kejauhan
- Lokasi tanjakan-tanjakan dengan latar belakang sawah
- Jalur datar dengan latar belakang sawah-sawah terasering (Semoga masih ada sawah yang belum dipanen)
- Candi Prambanan
- Lokasi finis di RS dr. Sardjito Yogyakarta
- TItik-titik pengambilan video dengan drone (dari udara):
- Temapt start di Hotel Ambarikmo
- Gapura masuk Kabupaten Gunung Kidul
- Belakang Gunung api Purba Nglanggeran dengan latar belakang sawah dan batu-batu besar serta punggung gunung api purba Nglanggeran di kejauhan
- Lokasi persawahan terasering
- Prambanan
- Lokasi finish di RS dr. Sardjito Yogyakarta
Mengingat kondisi jalan yang sempit, disarankan bagi petugas dokumentasi yang perlu melakukan pindah tempat dan sesekali mengejar rombongan pesepeda, untuk menggunakan moda transportasi sepeda motor, agar lebih leluasa untuk mendahulu para pesepeda. Akan sangat sulit jika menggunakan mobil untuk bisa mendahului para pesepeda.
Usulan bagi teman-teman yang menangani urusan logistik dan konsumsi:
Begitu juga bagi para petugas seksi konsumsi yang akan menyediakan logistik bagi para peserta, disarankan untuk berangkat lebih awal mendahuli rombongan penyepeda, kemudian meletakkan dukungan logistik ditempat-tempat yang sudah ditentukan dan ditunggui petugas konsumsi dan mobil pembawa bisa terus ke depan untuk mempersiapkan tempat selanjutnya. Sekali lagi, akan sangat sulit kalau dalam pelaksanaannya menggunakan mobil dan perlu mendahului rombongan penyepeda.
Ringkasan:
- Jarak : 62 KM
- Sepeda : MTB/Hybrid
- Kondisi jalan: Aspal mulus dengan tanjakan-tanjakan dan turunan
- Pemandangan: Persawahan dengan terasering, gunung api purba dan batuan-batuan