Views: 80
Sore hari sepulang dari tempat kerja dengan menaiki sepeda, dari jalan depan rumah akan masuk menyeberang halaman rumah, tepat di depan pintu masuk rumah tampak beberapa monyet sedang asyik bermain menikmati kebun bunga kami yang tidak terlalu menarik, ala kadarnya saja.
Aku kaget, dan langsung menyentil pemukul bel sepeda, “thing..thing..thing”….. Beberapa monyet lansung lari menjauh menyelamatkan diri dari kemungkinan bahaya dari bunyi bel sepedaku, dan ancaman bahaya makhluk manusia bersepeda yang nampak jauh labih tinggi besar dibanding badan monyet ini.
Meskipun aku jauh lebih besar badanku dibanding monyet itu, dan aku nampak lebih gagah dengan manaiki sepeda, dibanding monyet yang telanjang kami tanpa tunggangan, namun ternyata aku keder juga, dan membatatalkan langsung naik ke halaman menuju pintu rumahku untuk pulang. Aku belokkan sepedaku menuju garasiĀ di belakang rumah.
Aku melihat satu pemandangan luar biasa, dari sekian banyak monyet yang lari, ada 2 yang masih tinggal di tempat. Satu monyet yang lebih besar yang kuanggap sebagai seorang ibu monyet dan seekor monyet yang jauh lebih kecil, yang kuanggap sebagai anak ibu monyet itu.
Seketika mendengar bunyi bel sepedaku, dan menatap aku dan sepedaku, ibu monyet tersebut langsung meraih anaknya, menarik sang anak ke dalam dekapannya, dan ibu monyet ini sangat memberanikan diri berdiri tegak menatap aku dan mengeluarkan suara yang paling mengerikan yang mampu dia keluarkan. Suatu keputusan cepat dari ibu monyet, sesaat yang dipilihnya dalam siatuasi yang sangat gawat baginya, adalah memutuskan melindungi sang anak, dan memberanikan diri untuk menghadapi ancaman sebesar apapun.