Views: 92
Matahari belum menampakkan dirinya, awan tebal nampak hitam, berat bergantung di udara Yogyakarta, siap untuk tumpah sebagai hujan, namun gelora semangat seratus limapuluhan penggemar sepeda dari berbagai kota di Indonesia yang berdatangan memasuki halaman hotel Alana di jalan Palagan Yogyakarta, menghangatkan pagi itu untuk mengikuti Gowes Merdeka 2016 mengelilingi Merapi 10 jam 120km , 100-1576 mdpl . Hari itu, Sabtu, 13 Agustus 2016, sekitar pukul 04:30, para goweser bersiap-siap mengikuti acara Gowes Merdeka 2016 mengelilingi gunung Merapi yang diorganisir oleh SEEC (Soewoek Epic Endurance Cycling) Yogyakarta.
Sebagian peserta khusuk mengikuti sholat subuh di mushola hotel Alana, dan kemudian berbaur dengan peserta lain dan para panitia untuk menikmati kopi, teh, arem-arem, kue-kue serta buah sebagai sarapan pagi sebelum acara keberangkatan dimulai.
Suasana hiruk pikuk penuh canda tawa, berfoto-foto di halaman hotel, termasuk di photo booth yang tersedia mewarnai keceriaan pagi itu. Para peserta sudah tidak sabar untuk menikmati tantangan yang diperkirakan akan memakan waktu sekitar 10 jam hingga finish sore harinya dihalaman hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Foto-foto lain bisa dilihat di sini:
- Foto-foto Saat start di Hotel Alana
- Foto-foto selama perjalanan
- Foto-foto saat finish di Hotel Royal Ambarrukmo
Perjalanan Tahap Pertama (Hotel Alana-Muntilan-Gowok Sabrang-Tlogolele-Jrakah-Selo)
Sekitar pukul enam pagi, ketika alam seakan ikut bersuka dengan mengirim sejuk lewat hujan rintik-rintik, para peserta dilepas keberangkatannya oleh perwakilan dari Sekda DIY. Perjalanan pertama ini, sejauh sekitar 50 km akan dibagi dalam 3 potongan-potongan yang manageble, dalam tiga etappe, yang bertahap tantangan tanjakannya, yang mengajak para peserta untuk berakit-rakit ke hulu, merayapi punggung Merapi dan Merbabu.
Etappe pertama dari hotel Alana Yogyakarta menuju Muntilan sejauh sekitar 23 km, melewati jalan raya Yogya-Magelang, dengan kontur sedikit menanjak. Seluruh peserta dengan riang gembira, dan fokus berhati-hati menikmati perjalanan di jalan raya yang sudah mulai ramai di pagi hari.
Perjalanan menuju Pitstop pertama di Lapangan SMK PL Muntilan dilalap seluruh peserta dalam waktu sekitar 1 jam menggowes, dan seksi konsumsi panitia sudah siap menerima para peserta dan membagikan air minum, pisang godog dan sajian istimewa pagi itu, makanan trandisional kaya gula jawa, LEMET.
Beristirahat sambil bercanda riang sekitar 10 menit, para peserta secara bertahap kembali naik ke sadel masing-masing, melanjutkan tantangan kedua , untuk melahap etappe kedua, menuju Pitsop kedua di Talun yang berjarak sekitar 9 km.
Melalui jalan kabupaten yang sudah halus beraspal dan jalan beton, para peserta melanjutkan perjuangan di tengah rintik-rintik gerimis yang membuat lebih nyaman dalam bersepeda, namun dalam kondisi mendung seperti pagi ini, keindahan gunung Merapi dan Merbabu tak dapat sepenuhnya dipandang. Kabut dan awan menutupi punggung-punggung Merapi dan Merbabu, yang terkesan malu menyembungikan dirinya, atau sengaja menutupi dirinya untuk mengundang lagi para peserta di lain hari untuk bisa menikmati kegagahan Merapi dan keibuannya Merbabu.
Jarak sembilan kilometer kembali di tempuh dalam waktu sekitar 1 jam, dan memang SEEC merancang perjalanan ini menjadi potongan-potongan kecil yang terkelola dengan baik, agar para peserta mampu menikmati perjalanan dengan lebih terkontrol tenaganya.
Selepas dari Pitstop ke 2 di Talun, perjalanan ettape 3 menuju Pitstop 3 Gowok Sabrang yang hanya berjarak sekitar 6 km menjadi tantangan yang joss, lewat tanjakan-tanjakan panjang yang semakin tajam. Kata mas Rully, tanjakannya super legit 🙂
Hujan terus menemani perjalanan, dan menyejukkan para goweser yang terus semangat menapaki perjalanan. Beberapa goweser yang melakukan “SSWA , Self Stop Work Authority”, langsung menikmati fasilitas pickup panitia yang memang dipersiapkan untuk meloading peserta yang memerlukan. Dan peserta yang nangkring di atas pickuppun tidak kurang keceriaannya menikmati perjalanan, termasuk turun dari pickup ketika tiba di lokasi yang epic, untuk berfoto-foto.
Pitstop Gowok Sabrang di depan rumah tingkat di tikungan jalan selepas tanjakan panjang, menjadi tempat istimewa untuk bertukar kata, memasukkan kembali lidah yang melet-melet sebelumnya untuk menaklukkan tanjakan-tanjakan di etape ke tiga ini.
Segera sesudah lepas dari Gowok Sabrang, di sepanjang jalan sudah bertebaran para panitia, termasuk petugas dari Dishup DIY yang mengamankan jalan, dan memberikan peringatan-peringatan kepada para peserta untuk “alert” dan kontrok kecepatan ketika akan memasuki wahana yang berbahaya, baik turunan curam, jalan licin maupun tikungan tajam. Para peserta sangat terbantu oleh para petugas ini, dan mentaati untuk keselamatan diri.
Checkdam menjadi salah satu lokasi berfoto-foto di etape ini, semua goweser yang tiba di tempat ini, termasuk para goweser yang sebelumnya bertengger di atas pickup, berhenti sejenak menikmati pemandangan dan berfoto.
Selepas Checkdam, beberapa peserta memilih menuntun sepedanya untuk mendaki dua tanjakan tajam untuk menuju ke Simpang Ketep. Daerah Simpang Ketep yang hari-hari sebelumnya berdebu dan banyak truk pasir, pagi itu sepi, sejuk tanpa debu. Ternyata hujan pagi itu banyak menyembunyikan ketidaknyamanan yang biasanya ada.
Etappe ke 4 ini benar-benar menjadi tantangan yang paling nyuss, karena para peserta kembali merayapi tanjakan-tanjakan panjang untuk mencapai puncak perjalanan hari ini di Selo, satu tempat yang terkenal di selonya area diantara Merapi dan Merbabu, yang merupakan basecamp bagi para pendaki gunung, yang akan menaklukkan puncak Merbabu maupun puncak Merapi.
Jarak 11 km dengan tanjakan-tanjakan tajam di sesudah Checkdam, dan di daerah Jrakah, dalam kondisi fisik yang sudah menipis menjadi perjalanan yang heroik, yang terus memerlukan penyemangatan diri sendiri untuk menjalaninya.
Peserta pertama masuk Selo sekitar pukul 10:45, dan peserta terakhir masuk Selo sekitar pukul 12:00. Sangat beragam, namun semua gembira menikmati kecepatan masing-masing. Saat peserta di depan memasuki daerah Jrakah sampai Selo, kabut sangat tebal menyelimuti perjalanan, hingga jarak pandang hanya sekitar 15an meter. Hawa dingin tajam menusuk tulang, namun malahan menjadi teman yang pas dan menyejukkan bagi badan yang panas membakar energi para goweser.
Sajian makan siang nasi hangat dan rica-rica Enthok khas Warung Kidul di Selo yang merupakan puncak tertinggi perjalanan hari ini menjadi santapan pas untuk para goweser yang sudah sedikit melewati batas laparnya. Canda tawa gembira tetap terus mewarnai area makan siang ini.
Perjalanan Tahap Kedua (Selo-Cepogo-Tugu Mliwis-Tulung-Klaten-Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta)
Selepas sekitar 50 km perjalanan yang terus naik menanjak menuju Selo dan menikmati makan siang dan sholat Lohor, perjalanan berikutnya tahap ke dua kembali ke Yogyakarta yang berjarak sekitar 70 km akan melintasi jalan yang terus menurun.
Perjalanan pertama keluar dari Selo menyusuri jalan yang menurun dan melalui beberapa segmen jalan yang masih rusak dan sedang dalam proses pembetonan. Para peserta ekstra hati-hati untuk menuruni jalan rusak ini.
Setelah berakit-rakit ke hulu sampai puncak Selo, bonus berenang-renang ke tepian dimulai sekitar 2 km dari Selo, ketika jalan mulus yang terus menurun tiba. Benar-benar hanya perlu rem dan tetap focus ke jalan untuk melalui tahapan ini. Jalan mulus menurun dengan pemandangan disekitar yang indah, menjadi hadiah yang menghilangkan segala penat capek sebelumnya.
Kenikmatan ini terus berlanjut melalui jalan-jalan pedesaan antara Mliwis dan Klaten, dan setelah menikmati es buah di alun-alun Klaten, perjalanan etappe terakhir dari Alun-alun Klaten ke Yogyakarta ditahapi para peserta
Tidak mau kalah dengan hotel Alana yang menyajikan sarapan nikmat, hotel Royal Ambarrukmo menyediakan soto, bubur sumsum dan minuman yang sangat dinikmati para peserta yang memasuki finish sembari berfoto-foto di area hotel dan di photo-booth yang disediakan.
Penutupan acara gowes kali ini adalah pengalungan medali dan penyerahan sertifikat keikut sertaan yang diberikan oleh Bupati Sleman dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DIY.
Serba serbi peserta Gowes Merdeka 2016
Tak terduga dan tak disangka, peminat epic endurance cycling ternyata sangat banyak dari penjuru tanah air. Lebih dari separuh atau sekitar 56% peserta kali ini berasal dari luar Yogyakarta, antara lain dari Jakarta, Pekanbaru, Samarinda, Sumbawa, Batam, Balikpapan, Mataran dan banyak kota-kota lain di Indonesia.
Sebaran usia persertapun menarik untuk dikaji. Lebih dari separuh peserta, yaitu 70% peserta berusia lebih dari 40 tahun, 39% peserta berusia lebih dari 50 tahun, dan 10 orang atau sekitar 6% peserta berusia lebih dari 60 tahun. Membanggakan para generasi sepuh bersemangat menjaga kesehatannya dengan bersepeda.
Terima kasih para peserta Gowes Merdeka 2016 yang sangat bersemangat mengikuti kegiatan, terima kasih kepada para sponsor dan pendukung acara. Sampai jumpa di kegiatan berikutnya.
Merdeka!
Foto-foto bisa dilihat di sini:
- Foto-foto Saat start di Hotel Alana
- Foto-foto selama perjalanan
- Foto-foto saat finish di Hotel Royal Ambarrukmo
Mas Pambuka keren. Klo ada aktifitas lagi ajak ya
Thanks
Injih mas Iman..saya kira lagi sering tindak ke arah Timur..