Views: 50
Ini cerita hari pertama Bandung-Banjar, dalam rangkaian bluXpit 2014 Gowes 400 km Bandung-Yogyakarta dalam memperingati Dies Natalis UGM 65.
Setelah malam sebelumnya dijamu pemerintah daerah Jawa Barat dan teman-teman Kagama Jawa Barat di gedung Sate, di kantor gubernur Jawa Barat, pagi ini kembali kami berkumpul di tempat yang sama, di Gedung Sate, namun berbeda kostum dan tujuan. Tadi malam rapi dengan batik, pagi ini dengan jersey bluXpit dan sepeda, untuk memulai perjalanan.
Masih menggunakan sepeda MTB Poligon putih yang sama, yang juga kupakai di tahun 2012 yang lalu saat mengikuti Charity ride 100 km Minas-Duri, pagi itu saya memulai mengikuti event bluXpit 2014 Gowes Bandung-Yogyakarta dalam rangka memperingati Dies Natalis UGM ke 65.
Ini kali pertama saya mengikuti gowes jarak jauh, dan tiga hari berturut-turut.
Hari Jum’at 12 Desember 2014, etappe pertama Bandung-Banjar, sejauh lebih dari 140 km, yang merupakan tahapan paling menantang melalui tanjakan-tanjakan tajam dan panjang di Nagrek, dan Malangbong, mampu saya selesaikan dengan bersih, terus menerus bersepeda tanpa nuntun. Bahkan dari target berangkat jam 06:00 dari Bandung dan tiba di Banjar jam 17:30, bisa kuselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, yaitu berangkat dari Bandung jam 06:30, dan tiba di Banjar jam 17:15…..plok…plok..plok..
Mulai titik start di Gedung Sate Bandung, yang dilepas oleh gubernur Jawa Barat dan gubernur Jawa Tengah, perjalanan diawali dengan menembus keramaian kota Bandung di pagi hari yang tak habis-habisnya bertarung dengan kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor sampai sekitar 20 km dari titik start, rameeeee terus jalanan.
Perjalanan berlanjut mendaki dan menurun tajam di tempat yang sangat terkenal, Nagrek. Karena masih pagi, dan segar, tanjakan-tanjakan tajam, menjadi suatu tantangan yang menyenangkan untuk ditaklukkan. Dan tanjakan-tanjakan tersebut tidak juga berhenti sampai melintasi Malangbong. Tanjakan-tanjakan panjang saling sambung menyambung, menantang untuk terus ditaklukkan. Dan terus ingat nasehat pak Bambang Setyanto, untuk terus memotivasi diri sendiri di setiap tanjakan, dengan meneriakkan dalam hati “Iki sing tak golekki……!”
Yes! meski terus mensemangati diri sendiri di setiap tanjakan, namun dalam hati masih juga terus berharap bahwa di depan akan segera muncul bonus jalan menurun……Dan ketika terlihat turunan di depan, wow…..hati berbunga, seperti datangnya uang gajian di akhir bulan ketika saldo tabungan sudah menipis…. 🙂 mak plong rasanya….ngisis menikmati turunan dari atas sadel sepeda.
Sampai saat makan siang, saya cukup segar mengikuti rombongan teman-teman, namun setelah makan siang, kondisi menjadi agak berbeda, para goweser terlihat semakin segar menemukan their second wind, lho..lha koq aku malah lemes…..Ya sudah…jalan pelan-pelan sesuai kemampuan. Saya yang berangkat di rombongan depan dari tempat pemberhentian makan siang, banyak di dahului teman-teman yang berangkat belakangan, dan saya lebih banyak gowes sendirian menikmati perjalanan. Masuk ke kota Banjarpun sendirian, dhewe thil…..
Sukses hari pertama! Kita lanjutkan cerita untuk perjalanan hari kedua.
Aneka dokumentasi:
Sakwise tanjakan iki sing tak goleki.
wah … perjalanan yang panjang ….. rame2 begini lebih seru …